Guru Besar Soroti Peran Krusial Apoteker Dalam Program Rujuk Balik Peserta JKN ~ Headline.co.id (Kesehatan). Prof. Susi Ari Kristina, seorang Guru Besar di bidang Manajemen Farmasi dan Farmasi Masyarakat Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM), menyoroti peran krusial apoteker dalam Program Rujuk Balik (PRB) bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) yang menderita penyakit kronis.
Baca juga: 28 September Diperingati Hari Kereta Api Nasional, Begini Perjalanan Sejarahnya
Menurut Prof. Susi, upaya perlu dilakukan untuk meningkatkan cakupan atau jumlah apotek yang berpartisipasi dalam PRB agar tujuan utama program ini dapat lebih cepat tercapai. Melalui keterangan resmi dari Humas UGM, ia mengungkapkan bahwa layanan program rujuk balik berlaku untuk penyakit kronis seperti hipertensi, diabetes, gagal jantung, Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK), stroke, asma, epilepsi, schizophrenia, dan lupus.
Saat ini, apoteker memiliki peran penting sebagai pemberi pelayanan obat dalam PRB. Mereka bertanggung jawab memberikan pelayanan dan memantau penggunaan obat peserta PRB. Namun, Prof. Susi mengungkapkan bahwa hasil studi pada tahun 2020 menunjukkan bahwa hanya 9 persen apoteker di apotek yang berpartisipasi dalam program ini, sedangkan 91 persen sisanya masih berpraktik independen.
Baca juga: Jawa Tengah Catat Surplus Ekspor di Tengah Peningkatan Aktivitas Perdagangan
Pada saat dikukuhkan dalam jabatan Guru Besar di Fakultas Farmasi UGM, Prof. Susi juga menyoroti perkembangan peran apoteker yang kini berkembang pesat. Selain berfokus pada pengembangan produk dan distribusi obat-obatan, peran apoteker saat ini mencakup lebih banyak fungsi yang berorientasi pada pasien, seperti farmakoterapi, pencegahan, dan layanan promosi kesehatan.
Dia juga menyoroti fakta bahwa saat ini ada lebih dari 30 ribu apoteker yang bekerja di apotek, dengan total staf pekerja di sektor ini mencapai sekitar 62.000 orang. Apotek menjadi salah-satunya fasilitas kesehatan yang berada di tengah masyarakat dan mudah diakses.
Baca juga: Hukum Mematikan HP Ketika Shalat: Batal atau Tidak ini Penjelasannya?
Prof. Susi juga menekankan bahwa apoteker di puskesmas memiliki potensi untuk memberikan layanan kunjungan rumah guna meningkatkan kepatuhan dan pemantauan terapi obat. Namun, layanan tersebut belum optimal karena berbagai kendala di lapangan.
Dalam mengakhiri pernyataannya, Prof. Susi menyatakan bahwa apoteker pada umumnya masih bekerja di balik layar dan hanya sedikit yang benar-benar berada di depan memberikan layanan dan berkomunikasi langsung dengan pasien.
Baca juga: Persiapan Pilkades Serentak di Lumajang, Jawa Timur: Kondusif dan Siap Dilaksanakan
Untuk mengoptimalkan peran apoteker dalam aspek promotif dan preventif, diperlukan kerja sama dari pemerintah sebagai regulator, organisasi profesi seperti Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) sebagai pengarah, stakeholder terkait, dan apoteker sendiri. Upaya bersama ini diharapkan dapat memaksimalkan manfaat apoteker dalam dunia kesehatan Indonesia.
Terimakasih telah membaca Guru Besar Soroti Peran Krusial Apoteker Dalam Program Rujuk Balik Peserta JKN jangan lupa baca berita lainnya di Headline.co.id atau bisa juga baca berita kami di Google News.
Baca juga: Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep Bertemu Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo di iNews Tower