Headline.co.id, Jakarta – Dokter spesialis anak, dr. Sugeng Ibrahim, menyampaikan keprihatinannya terhadap meningkatnya kasus gizi buruk di Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, pada tahun 2022 tercatat 45.000 anak menderita gizi buruk.
“Angka ini sangat memprihatinkan karena gizi buruk merupakan masalah kesehatan yang dapat berdampak jangka panjang pada tumbuh kembang anak,” ujar dr. Sugeng dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta, Selasa (14/2/2023).
Dr. Sugeng menjelaskan bahwa gizi buruk dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kemiskinan, kurangnya akses terhadap makanan bergizi, dan praktik pengasuhan yang tidak tepat. Kondisi ini dapat ditandai dengan gejala-gejala seperti badan yang kurus kering, rambut rontok, dan perut buncit.
“Jika tidak segera ditangani, gizi buruk dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan, seperti stunting, penurunan daya tahan tubuh, dan gangguan perkembangan otak,” paparnya.
Untuk mencegah dan mengatasi gizi buruk, dr. Sugeng mengimbau masyarakat untuk memastikan ketersediaan makanan bergizi bagi anak-anak. Selain itu, praktik pengasuhan yang baik juga sangat penting, seperti memberikan ASI eksklusif selama enam bulan dan memberikan makanan pendamping ASI yang berkualitas tinggi setelahnya.
“Pemerintah juga perlu berperan aktif dalam mengatasi masalah gizi buruk dengan memperluas program pemberian makanan tambahan, meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan, dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya gizi anak,” pungkas dr. Sugeng.
sumber: https://www.cnbcindonesia.com/opini/20240829143155-14-567488/bola-panas-program-pendidikan-dokter-spesialis-di-indonesia.