Ekonomi China Suram, Sinyal Berkedip Merah
Jakarta – Badai ekonomi terus menerjang China. Berbagai indikator menunjukkan bahwa ekonomi Tiongkok sedang menghadapi masa suram, baik dalam jangka pendek maupun panjang.
Pakar Perdagangan Internasional dan Ekonomi Universitas Cornell, Eswar Prasad, menyatakan bahwa tidak ada berita baik dari data ekonomi terkini China. “Konsumsi rumah tangga stagnan, harga properti terus merosot. Kondisi ini sudah berlangsung selama beberapa bulan terakhir,” ujarnya.
Prasad memprediksi bahwa ekonomi China tidak akan membaik pada paruh kedua tahun ini. Ia menyebut situasinya sebagai “berkedip merah atau hampir merah”.
Meski belum mengalami krisis keuangan sistemik, China menghadapi masalah besar di sektor perumahan. “Pemerintah berhasil mengisolasi penyesuaian pasar perumahan dari sektor keuangan, tapi ini menyebabkan penyesuaian yang lambat dan melelahkan,” ungkap Duncan Wringley, kepala strategi Everbright Securities International.
Data ekonomi menunjukkan penjualan ritel, produksi industri, dan investasi perkotaan mengalami perlambatan pada Agustus. Tingkat pengangguran juga meningkat ke level tertinggi dalam enam bulan terakhir, sementara harga rumah terus merosot.
Prasad mengkritik lambannya pemerintah China dalam mengambil tindakan stimulus ekonomi. “Pemerintah belum mengambil tindakan signifikan menggunakan kebijakan moneter. Tindakan awal sangat diperlukan, tetapi belum terlihat dari pemerintah China,” tegasnya.
Kondisi ekonomi China yang memprihatinkan ini menjadi pukulan telak bagi perekonomian global. Lonjakan inflasi dan perlambatan ekonomi di Tiongkok berdampak pada negara-negara lain, terutama negara berkembang yang bergantung pada ekspor ke China.
sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20240916204417-4-572196/prospek-terbaru-ekonomi-china-suram-menyakitkan-berisiko-tinggi.