Headline.co.id (Palestina, Gaza) ~ Universitas Al-Azhar yang terletak di Maghraqa, Gaza, menjadi sasaran pengeboman militer Israel pada Sabtu, 4 November 2023. Serangan ini mengakibatkan tewasnya setidaknya 15 orang.
Baca juga: Menteri Agama Ajak Umat Islam Salat Gaib dan Doakan Palestina
Pengeboman tersebut dilaporkan menjadi sorotan internasional dan telah memicu reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk Dewan Hubungan Amerika-Islam, The Council on American-Islamic Relations (CAIR). Universitas Al-Azhar sendiri telah ditetapkan oleh PBB sebagai kamp pengungsi di Jalur Gaza Utara.
Menurut keterangan resmi CAIR, pengeboman ini merupakan peringatan keras bagi lembaga internasional untuk segera turun tangan dan menghentikan konflik Israel vs Palestina. Direktur Komunikasi Nasional CAIR, Ibrahim Hooper, menegaskan pentingnya gencatan senjata untuk melindungi nyawa jutaan warga Gaza.
Baca juga: Mengenal Demam Berdarah Degue: Penyebab, Gejala, Obat, Hingga Pencegahan
“Sangat penting bagi komunitas internasional untuk segera menegakkan gencatan senjata guna menghentikan kampanye genosida rasis apartheid pemerintah Israel yang membidik rakyat Palestina. Serangan tanpa pandang bulu terhadap kamp pengungsi, pengungsi yang melarikan diri, jurnalis, fasilitas medis, ambulans, masjid, gereja, infrastruktur penting, dan kini lembaga pendidikan dan PBB telah menciptakan situasi yang mengejutkan,” ujar Hooper dalam pernyataan resmi CAIR yang dilansir dari situs resmi cair.com, Minggu, 5 November 2023.
Ibrahim Hooper juga menyoroti reaksi Amerika terhadap gencatan senjata Israel di Gaza, yang dinilainya sebagai noda moral yang akan terus dikenang oleh generasi mendatang. “CAIR meminta Presiden Biden untuk menghentikan kegilaan setelah pasukan Israel membantai lebih dari 100 warga Palestina dalam serangan di kamp yang sama,” tambahnya.
Baca juga: Mengenal Cacar Monyet, Gejala Hingga Cara Mengantisipasi Penyakit Monkeypox
Tidak hanya Universitas Al-Azhar, pada awal pekan sebelumnya, militer Israel juga dilaporkan telah melakukan serangan terhadap kamp pengungsi Jabalia di Gaza, yang mengakibatkan sejumlah orang tewas dan terluka.
CAIR mencatat bahwa hingga saat ini, serangan Israel terhadap Palestina telah menewaskan lebih dari 8.000 orang, termasuk ribuan anak-anak. Menurut Save The Children, lebih dari 3.257 anak telah tewas sejak 7 Oktober 2023, termasuk 3.195 anak di Gaza, 33 anak di Tepi Barat, dan 29 anak di Israel, mengacu pada data Kementerian Kesehatan Gaza dan Israel.
Baca juga: 21 Spanduk Stop Pungli Terpasang di TPR, Ini Penjelasan Dinas Pariwisata Gunungkidul
Badan yang fokus pada keselamatan anak-anak ini bahkan mencatat bahwa jumlah anak yang dilaporkan tewas di Gaza dalam tiga pekan terakhir telah melebihi jumlah anak yang tewas dalam konflik bersenjata di seluruh dunia selama setahun penuh sejak 2019. Situasi ini memunculkan keprihatinan mendalam atas nasib anak-anak yang terjebak dalam konflik ini, serta mendesak upaya internasional untuk mengakhiri pertempuran yang telah berlangsung selama beberapa minggu terakhir.
Baca juga: Viral! Perkelahian Sengit Pengendara Moge dan Kawasaki Ninja di Bali Memanas