Headline.co.id (Jakarta) ~ Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bambang Setiyo Prayitno menuturkan bahwa gempa yang terjadi di Selat Sunda pada Jumat pukul 18.08 WIB tersebut disebabkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia.
baca juga: Gendeng BEM Jakarta, Polri Bagikan 1000 Paket Sembako Untuk Mahasiswa Perantauan di Kwitang
Gempa dengan kekuatan 5,3 magnitudo tersebut pusatnya berada di laut pada kedalaman 63 km di koordinat 6,43 derajat Lintang Selatan dan 104,57 derajat Bujur Timur, sekira 106 km arah selatan Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah Lempeng Eurasia,” kata Bambang sebagaimana dikutip dalam siaran pers BMKG.
baca juga: Bentuk Ketulusan dan Cinta Kasih, PKB Tanggamus Berikan Tali Asih untuk Warga Terdampak Covid-19
Sebelumnya, BMKG menyatakan bahwa gempa bumi yang terjadi di arah selatan Kota Agung magnitudonya 5,5 namun kemudian memperbaruinya menjadi 5,3.
Bambang menambahkan bahwa berdasarkan hasil analisis, mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik.
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” tuturnya.
baca juga: PLN Berikan Token Listrik Gratis Agustus Hingga Desember 2021, ini Syarat dan Cara Mendapatkannya?
Tak hanya di Kota Agung, getaran gempa bumi turut dirasakan di Liwa dan Pesisir Barat pada skala IV MMI, dirasakan oleh banyak orang di dalam rumah jika terjadi pada siang hari.
Selain itu, getaran akibat gempa dirasakan di Bojong Genteng, Palabuhan Ratu, Cibadak, Kota Agung, Bandar Lampung, dan Krui pada skala III MMI, dirasakan nyata di dalam rumah, terasa getaran seakan ada truk berlalu.
Sedangkan di Cisarua, Bayah, Natar, dan Panjang getaran akibat gempa dirasakan pada skala II MMI, dirasakan oleh beberapa orang dan menyebabkan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Gempa bumi dilaporkan menyebabkan kerusakan ringan pada dinding bangunan di Kota Agung.
Menurut hasil pemantauan BMKG, hingga pukul 18.31 WIB belum ada aktivitas gempa bumi susulan setelah gempa dengan magnitudo 5,3 pada pukul 18.08 WIB.
Bambang mengimbau warga menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa serta melakukan pemeriksaan untuk memastikan bangunan tempat tinggal tidak mengalami kerusakan yang bisa membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.