Headline.co.id, Jakarta ~ Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Dudy Purwagandhi, menegaskan komitmen Indonesia untuk berperan aktif dalam menciptakan sektor maritim global yang aman, inklusif, dan berkelanjutan. Komitmen ini diwujudkan melalui upaya menjaga ketahanan maritim dan mendukung perlindungan laut. Pernyataan ini disampaikan dalam acara Resepsi Diplomatik Pencalonan Indonesia sebagai Anggota Dewan International Maritime Organization (IMO) Kategori C untuk periode 2026–2027, yang berlangsung di Jakarta pada Jumat, 7 November 2025.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga keselamatan pelayaran dan kelestarian lingkungan laut. Menhub Dudy menekankan bahwa di bawah visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, pemerintah berupaya memperkuat tata kelola kelautan yang baik serta memperluas kerja sama internasional di bidang keselamatan pelayaran, perlindungan lingkungan laut, kesejahteraan pelaut, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia maritim.
“Indonesia terus memastikan standar keselamatan tertinggi di laut dengan meningkatkan sistem komunikasi maritim dan mengintegrasikan instrumen IMO ke dalam kebijakan dan peraturan nasional,” ujar Menhub Dudy.
Selama masa keanggotaan Indonesia di Dewan IMO periode 2024-2025, sejumlah capaian penting telah diraih. Di antaranya adalah implementasi penuh Traffic Separation Scheme (TSS) di Selat Sunda dan Selat Lombok sejak tahun 2020 yang meningkatkan keselamatan pelayaran, serta penetapan Nusa Penida dan Gili Matra sebagai Particularly Sensitive Sea Area (PSSA) oleh IMO pada Oktober 2024.
Indonesia juga aktif mendukung upaya dekarbonisasi maritim melalui penerapan program B40 biodiesel, penggunaan kapal berbahan bakar LNG, serta pengembangan teknologi hibrida LNG-listrik dan proyek energi terbarukan seperti hidrogen hijau dan bioetanol. Dalam bidang pelabuhan, Indonesia telah menerapkan sistem digital Inaportnet di 264 pelabuhan sesuai Konvensi FAL serta membangun fasilitas Onshore Power Supply (OPS) di pelabuhan besar guna menekan emisi gas rumah kaca.
Selain itu, Indonesia memberikan pelatihan Training of Trainers (ToT) dan Training of Examiners (ToE) IMO Model Course bagi negara-negara Afrika Barat dan Tengah, sebagai bentuk dukungan bagi negara berkembang dan kepulauan kecil. Menhub Dudy berharap agar negara-negara anggota IMO terus memberikan dukungan terhadap pencalonan Indonesia sebagai anggota Dewan IMO untuk periode 2026-2027.
“Kami berharap dukungan dari negara-negara anggota IMO untuk pencalonan Indonesia,” tutur Menhub.
Acara ini juga dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Kemenhub Antoni Arif Priadi, Dirjen Perhubungan Laut Muhammad Masyhud, Kepala BPSDMP Djarot Tri Wardhono, serta duta besar dan perwakilan negara anggota IMO.





















