Mutiara Headline
banner 325x300
Kirim Berita Suara Pembaca
BeritaNasionalPemerintah

Presiden Jokowi: Konflik di Pulau Rempang Disebabkan oleh Komunikasi yang Kurang Baik

9880
×

Presiden Jokowi: Konflik di Pulau Rempang Disebabkan oleh Komunikasi yang Kurang Baik

Sebarkan artikel ini
Presiden Joko Widodo tiba di Stadion Seruni, Kota Cilegon
Presiden Joko Widodo tiba di Stadion Seruni, Kota Cilegon, Banten pada Selasa, 12 September 2023 sekira pukul 08.00 WIB. Foto: Headline/ho/BPMI Setpres/Muchlis Jr

Presiden Jokowi: Konflik di Pulau Rempang Disebabkan oleh Komunikasi yang Kurang Baik ~ Headline.co.id (Jakarta). Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengomentari konflik yang tengah berkecamuk di Pulau Rempang, Kepulauan Riau, yang berkaitan dengan persoalan pengosongan lahan. Menurut Presiden, akar masalah konflik tersebut adalah kurangnya komunikasi yang baik antara pemerintah dan warga setempat.

Baca juga: Timnas Indonesia U-17 Akan Mulai Pemusatan Latihan di Jerman pada 17 September

Presiden Jokowi berpendapat bahwa konflik yang terjadi antara aparat keamanan dan warga Rempang tidak seharusnya terjadi jika pihak berwenang telah menjalin dialog dengan warga setempat dan memberikan solusi atas rencana pengembangan proyek Rempang Eco City yang dilakukan oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam.

“Dalam hal ini, sebenarnya sudah ada kesempatan bahwa warga akan diberi lahan seluas 500 meter persegi beserta bangunan tipe 45. Namun, hal ini tidak dikomunikasikan dengan baik kepada warga, dan akhirnya muncul masalah,” ungkap Jokowi saat ditemui di Pasar Kranggot, Cilegon, Banten, Selasa.

Baca juga: Review Harga dan Spesifikasi HP Realme 9 4G Terbaru

Untuk menyelesaikan konflik yang tengah berlangsung, Presiden Jokowi telah menugaskan Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, untuk memberikan penjelasan langsung kepada warga Rempang mengenai pelaksanaan proyek investasi tersebut.

Rempang Eco City merupakan salah satu proyek yang termasuk dalam Program Strategis Nasional 2023, dengan regulasi pembangunannya tertuang dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 7 Tahun 2023 yang disahkan pada 28 Agustus lalu.

Baca juga: Tak Nyaman Dengan Suara Ponsel, Begini Cara Mematikan Suara Kamera Samsung

Proyek Rempang Eco City dirancang sebagai kawasan yang mengintegrasikan industri, perdagangan, dan sektor wisata, dengan tujuan meningkatkan daya saing dengan negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia.

PT Makmur Elok Graha (MEG), sebagai rekan BP Batam dan Pemerintah Kota Batam, akan menjadi pelaksana proyek ini. Target investasi proyek tersebut mencapai Rp381 triliun pada tahun 2080. PT MEG juga akan berperan dalam menarik investor asing dan lokal untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi di Pulau Rempang.

Baca juga: Selebgram Siskaeee Terjerat Kasus Rumah Produksi Film Porno di Jakarta Selatan

Untuk mendukung proyek Rempang Eco City, PT MEG diberikan lahan seluas sekitar 17.000 hektare yang mencakup seluruh Pulau Rempang dan Pulau Subang Mas. Pemerintah juga berharap bahwa proyek ini akan menciptakan sekitar 306.000 lapangan kerja hingga tahun 2080.

Namun, proyek ini telah memicu protes keras dari warga Rempang, yang bahkan menghadang aparat gabungan yang akan mematok dan mengukur lahan pada tanggal 7 September. Konflik ini telah berdampak pada tindakan kekerasan dan mengakibatkan luka-luka serta trauma pada anak-anak setempat. Penolakan warga terhadap proyek ini didasarkan pada relokasi sekitar 7.500 warga setempat yang diharuskan, serta ancaman terhadap eksistensi 16 kampung adat Melayu yang telah berdiri di Pulau Rempang sejak tahun 1834.

Terimakasih telah membaca Presiden Jokowi: Konflik di Pulau Rempang Disebabkan oleh Komunikasi yang Kurang Baik jangan lupa baca berita lainnya di Headline.co.id atau bisa juga baca berita kami di Google News.

Baca juga: Dokter RSUP Persahabatan: Polusi Udara Meningkatkan Risiko Kasus Pneumonia di Kalangan Anak-anak

Pasang Iklan diliput Media

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *