Tak Puas, Areamia Ingin Kapolri Copot Kapolda Jatim

Gravatar Image
Tragedi di Stadion Kanjuruan Malang
Tragedi di Stadion Kanjuruan Malang

Tak Puas, Areamia Ingin Kapolri Copot Kapolda Jatim ~ Headline.co.id (Malang). Headline.co.id (Malang). Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah mencopot Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat berdasarkan Surat Telegram Nomor ST 2098/KEP/2022. Surat pencopotoan Kapolres Malang tersebut tidak membuat Aremania puas. Suporter Arema FC turut meminta Kapolda Jatim Irjon Pol Nico Afinta ikut dicopot dari jabatannya.

Baca juga: Kolaborasi Bersama Pemkab Pati, Desa Bakaran Wetan Gelar Festival Batik Untuk Dorong Warga Kreatif Tanpa Batas

Read More

Aremania mengungkapkan bahwa dalam Tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu malam, 1 Oktober 2022, Penembakan gas air mata olej satuan Brimob tersebut dibawah kendali Polda Jatim.
Dilansir dari dokumen “FIFA Stadium Safety and Security” menyebutkan bahwa penggunaan gas air mata di dalam stadion itu dilarang.

Aturan FIFA tersebut tertuang dalam Pasal 19 Nomor (b), tentang Pitchside Stewards, yang berbunyi: No fi rearms or crowd control gas, shall be carried or used (Tidak boleh membawa atau menggunakan senjata api atau gas pengendali massa).

Baca juga: di Tengah Krisis Finansial Dunia, Jokowi Ungkap Indonesia Masih Dipercaya Jadi Tempat Investasi

Penggunaan gas air mata di dalam stadion untuk mengendalikan massa, sama dengan pembantaian massal, karena stadion tak memiliki cukup ruang untuk jalan keluar dengan jumlah massa yang begitu banyak.

Untuk itulah, Aremania menuntut, Kapolda Jatim juga harus ikut bertanggung jawab atas tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan seperti ditegaskan salah satu Aremania sekaligus saksi mata kejadian, Dadang Indarto.

“Pencopotan (kapolres) sudah tepat! Termasuk pencopotan pada komandan Brimob semua pamen. Kita menunggu gongnya, kapolda harus dicopot juga. Beliau yang harus bertanggung jawab tentang hal ini,” tegas Dadang, dikutip dari Viva, Senin 3 Oktober 2022.

Baca juga: Temui Gus Yasin, Densus 88 Ajak Kerja Sama Pendampingan Keluarga Napiter dan Eksnapiter Lewat Pondok Pesantren Moderat

Terkait pencopotan Kapolres Malang yang dianggap tepat, Dedi mengungkap, karena sebelum pertandingan antara Arema kontra Persebaya Surabaya dimulai, sudah ada rapat koordinasi sebanyak tiga kali untuk membahas bagaimana prosedur keamanan di dalam stadion.

“Bagaimana cara mengamankan dan di dalam rakor atau kesepakatan, apapun yang terjadi tidak akan ada kekerasan aparat kepada suporter. Begitu pula suporter kepada suporter atau suporter kepada aparat,” ungkap Dadang.
Secara personal, masih kata Dadang, sosok Ferli Hidayat memang dikenal pribadi yang baik dan dekat dengan Aremania.

Baca juga: Buntut Tragedi kerusuhan Stadion Kanjuruhan, Kapolri Copot Kapolres Malang

Namun, tandas Dadang, semua tindakan aparat keamanan dikendalikan oleh kapolres selaku komandan tertinggi. Sehingga ia dinilai tetap harus ikut bertanggung jawab atas tragedi mengerikan di Kanjuruhan.

“Sebenarnya begini, jujur kita sama Pak Ferly itu sudah kenal akrab, kita sudah bersahabat kita ngeman (menyayangkan). Yang kita heran waktu itu Brimob menembakkan gas air mata mengapa, kepolisian yang bertugas menjaga, kendalinya semua ada di kapolres,” katanya.

Baca juga: Bukan Diretas, Twit Tak Pantas Polsek Srandakan Atas Tragedi Kanjuruan Dilakukan Oleh Anggota Polisi

Di luar sosoknya yang baik, Dadang kembali menandaskan, Ferli tetap harus bertanggung jawab atas tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusa Aremania karena ia dinilai yang seharusnya mampu mengendalikan aparat keamanan.

“Cuma tindakan seperti ini tidak dibenarkan. Kenapa terjadi seperti ini, apa tidak bisa menerapkan SOP atau membriefing petugas Polres yang ditugaskan pada pertandingan tersebut,” pungkasnya.

Baca juga: Buntut Tragedi kerusuhan Stadion Kanjuruhan, Kapolri Copot Kapolres Malang

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

User Review