Menag Ungkap Peran Pesantren di Nusantara pada Seminar ISIEP 2021 ~ Headline.co.id (Jakarta). Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas didapuk menjadi pembicara kunci (keynote speaker) dalam International Seminar on Islamic Education & Peace (ISIEP) 2021.
Baca juga: Berikan Penghargaan Mitra Bhakti Husada, Siapa Saja Perusahaan dan Instansi yang Menang?
Dalam acara yang diselenggarakan hasil kerja sama Universitas Islam Raden Rahmat Malang dengan Universiti Teknologi Malaysia, Menag menyampaikan bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan keislaman yang khas asli (indigenous) Indonesia.
“Di samping berkarakter keindonesiaan, pesantren senantiasa mentransmisikan pemahaman Islam yang ramah, damai, toleran, saling menghargai, dan tidak ektrim,” kata Menag yang menyampaikan pemikirannya secara daring, di Jakarta, Senin (29/11/2021).
Baca juga: Banjir di Dua Desa di Kabupaten Serang Berangsur Surut
Ia mengungkapkan, pesantren selama ini juga telah memainkan perannya sebagai penjaga kemanusiaan dan kebangsaan di tengah masyarakat Indonesia yang plural.
“Pesantren mampu melakukan penyebaran agama dan pemahaman yang damai, toleran, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan. Karenanya, pesantren didorong untuk menjadi garda terdepan dalam membangun pemahaman Islam yang moderat,” imbuh Menag di hadapan 800 peserta yang hadir.
Baca juga: Pemerintah Hormati Putusan MK Terkait UU Cipta Kerja
Menag menjelaskan, Indonesia sebagai negara muslim terbesar memiliki karakter damai, santun, toleran, dan menjunjung nilai-nilai kemanusiaan dan kebangsaan. Hal ini tidak terlepas dari sejarah masuknya Islam ke Indonesia.
Setidaknya, terdapat empat teori masuknya Islam ke Indonesia. Pertama, teori India (Gujarat). Kedua, teori Arab (Makkah). Ketiga, Persia (Iran). Keempat, teori Tiongkok.
Baca juga: Ama Gusti Azis: Pertunjukan Seni Virtual Kolosal, Inovasi Pembelajaran Seni di Masa Pandemi
Tampil lebih dari 70 presenter dari berbagai negara (Indonesia, Malaysia, Nigeria, Thailand, Filipina, Pakistan), antara lain: Anshari Pangaga Ali dari Mindanao State University Filipina, Imam Suprayoga dari UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Indonesia, Hamdan bin Said dari Universiti Teknologi Malaysia, serta Rafiu Ibrahim Adebayo dari Federal College of Education Nigeria.
Baca juga: Begini Cara Tetap Terhubung ke WhatsApp Meski Baterai Ponsel Habis