Headline.co.id, Bengkulu ~ Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan adanya peningkatan signifikan dalam layanan kesehatan dasar selama satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka. Peningkatan ini mencakup kesadaran masyarakat yang lebih tinggi terhadap kesehatan. Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes, Aji Muhawarman, menyatakan bahwa kemajuan tersebut merupakan hasil dari tiga Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC), yang meliputi Cek Kesehatan Gratis (CKG), pengendalian Tuberkulosis (TBC), dan pembangunan RSUD di daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan (DTPK).
Menurut Aji, pemeriksaan kesehatan dilakukan di 10 ribu puskesmas dan 125 ribu sekolah, mencakup layanan tekanan darah, gula darah, anemia, dan status gizi. Program ini juga menghasilkan data penting untuk perencanaan kebijakan kesehatan nasional dan daerah. Hasil dari CKG menunjukkan bahwa obesitas sentral, diabetes, dan hipertensi adalah masalah kesehatan yang paling banyak ditemukan. Orang dengan obesitas sentral memiliki risiko dua kali lebih tinggi terkena diabetes dan hipertensi, yang dapat berujung pada stroke atau penyakit jantung. Masalah kesehatan gigi juga banyak ditemukan pada peserta pemeriksaan.
“Kami melihat antusiasme masyarakat yang luar biasa. Program CKG bukan hanya tentang pemeriksaan, tapi tentang membangun budaya peduli kesehatan di semua lapisan masyarakat,” ujar Aji. Dalam hal pengendalian TBC, terdapat tren positif dengan penemuan kasus mencapai 621 ribu orang, atau 57 persen dari estimasi nasional, dan lebih dari 562 ribu orang, atau 90 persen, telah diobati. Program Terapi Pencegahan TBC (TPT) juga mengalami peningkatan, dengan 143.284 orang menjalani TPT hingga September 2025, naik dari 79.008 orang pada tahun sebelumnya.
Lebih dari 7.000 puskesmas kini menggunakan sistem pemantauan digital untuk memperkuat pengawasan pengobatan dan deteksi dini. Strategi door-to-door screening juga tetap dilakukan di daerah padat dan terpencil. Dalam bidang infrastruktur kesehatan, pemerintah mempercepat pembangunan dan peningkatan kelas RSUD agar layanan rujukan merata di seluruh Indonesia. Rumah sakit kelas D dan D Pratama ditingkatkan ke kelas C dengan penambahan fasilitas seperti ruang operasi, rawat inap, cathlab, hemodialisa, radiologi, farmasi, dan fasilitas pendukung lainnya.
Pemerintah menargetkan pembangunan RSUD di 66 kabupaten dan kota, dengan 32 rumah sakit dimulai pada 2025. Hingga awal Oktober, lebih dari 22 rumah sakit sudah dalam tahap konstruksi dengan progres rata-rata di atas 50 persen. Aji menyoroti RSUD Tarempa di Kepulauan Anambas sebagai proyek tercepat dengan progres 73 persen, diikuti oleh RSUD Bengkulu Tengah, RSUD Pongtiku di Toraja Utara, dan RSUD Maba di Halmahera Timur.
“Tidak boleh ada warga yang tertinggal hanya karena tinggal jauh dari pusat kota. Pemerintah memastikan fasilitas kesehatan di daerah tertinggal dibangun setara dengan wilayah lain,” ujar Aji. Upaya ini diharapkan dapat memperkuat layanan rujukan di wilayah DTPK agar masyarakat tidak perlu lagi menempuh jarak jauh untuk mendapatkan perawatan.
Dalam satu tahun terakhir, sektor kesehatan menunjukkan arah baru di bawah kepemimpinan Prabowo–Gibran. Pemerintah menegaskan komitmen untuk menghadirkan hasil konkret yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Dengan fondasi yang semakin kuat, sektor kesehatan ditargetkan menjadi pilar utama menuju Indonesia Sehat 2045, bangsa yang sehat, tangguh, dan berdaya saing.

















