Headline.co.id (Jakarta) ~ Persaingan politik dalam negeri semakin memanas menjelang pemilihan presiden. Partai PDI Perjuangan (PDIP) mengungkapkan perasaan tersingkirnya partai tersebut dalam kesepakatan politik Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming Raka. Sementara itu, Bakal Calon Presiden (Bacapres) Ganjar Pranowo menegaskan penghormatan terhadap keputusan yang diambil oleh keduanya.
Baca juga: PDI Gugat Ade Armando Lebih dari Rp 200 Miliar Terkait Video Kontroversial di YouTube
Ganjar Pranowo menyampaikan pandangannya setelah mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Miftahul Ulum, Jakarta Selatan, pada Minggu, 29 Oktober 2023. Ia menganggap bahwa keputusan Jokowi dan Gibran untuk bekerjasama adalah sah dan tidak dapat dicampuri.
“Sampai detik ini, saya menghormati Pak Jokowi, menghormati Mas Gibran sebagai suatu pilihan politik,” kata Ganjar kepada para wartawan yang hadir.
Meski demikian, Ganjar mengakui sedih bahwa terdapat perbedaan pilihan politik antara PDIP dan Jokowi beserta keluarga. Tetapi, ia memastikan bahwa pihaknya akan terus berjuang dan bertindak tegas.
Baca juga: Wapres Ma’ruf Amin Minta Siapapun Presiden Terpilih 2024 Lanjutkan Ekonomi Syariah
“Kesedihan itu pasti ada, tapi kita nggak akan cengeng, banteng nggak cengeng, banteng Ketaton itu langsung bergerak. Gitu,” tambah Ganjar, menunjukkan tekadnya untuk tetap bergerak maju dalam politik.
Sebelumnya, Gibran secara resmi diumumkan sebagai calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Prabowo Subianto. Keputusan ini didasarkan pada kesepakatan antara para ketua umum partai politik di Koalisi Indonesia Maju. Pengumuman resmi tersebut dibuat oleh Prabowo, didampingi oleh para ketua umum partai koalisi, di kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, pada Minggu, 22 Oktober 2023.
Baca juga: Kalah 4-1 dari Persib Bandung, PSS Sleman Siap Beri Kejutan di Putaran Kedua
Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, sebelumnya menyatakan bahwa partainya sedang merasakan kepedihan dan luka hati dalam situasi ini. PDIP merasa banyak kader dan simpatisan yang kesulitan mempercayai perubahan dalam hubungan antara partai dan keluarga Jokowi.
“Ketika DPP partai bertemu dengan jajaran anak ranting dan ranting sebagai struktur partai paling bawah, banyak yang tidak percaya bahwa ini bisa terjadi,” ujar Hasto dalam sebuah pernyataan tertulis yang dirilis pada Minggu, 29 Oktober.
Baca juga: Temui Relawan di Jogja, Mahfud MD Soroti Dua Isu Krusial yang Warnai Indonesia
Hasto juga menyoroti pemberian keistimewaan atau privilege yang diberikan oleh PDIP kepada Jokowi dan keluarga. Namun, pemberian tersebut ditinggalkan oleh Jokowi dan keluarga karena ada permintaan lain yang dapat melanggar prinsip kebaikan dan Konstitusi.
“Kami begitu mencintai dan memberikan privilege yang begitu besar kepada Presiden Jokowi dan keluarga, namun kami ditinggalkan karena masih ada permintaan lain yang berpotensi melanggar pranatan kebaikan dan Konstitusi. Pada awalnya kami hanya berdoa agar hal tersebut tidak terjadi, namun ternyata itu benar-benar terjadi,” tegas Hasto.
Baca juga: Gibran Rakabuming Raka: Dilema Politik PDI-Perjuangan
Ketegangan politik semakin memuncak menjelang pemilihan presiden, dengan berbagai pihak berusaha untuk merapatkan barisan dan mengamankan dukungan untuk calon masing-masing. Dalam situasi ini, pandangan Ganjar Pranowo yang menghormati keputusan Jokowi dan Gibran menjadi sorotan, menunjukkan bahwa dalam dunia politik yang berdinamika, sikap dewasa dan saling penghormatan tetap memiliki tempatnya.
Terimakasih telah membaca PDIP Merasa Ditinggal oleh Jokowi dan Gibran, Ganjar Hormati Keputusan Mereka jangan lupa baca berita lainnya di Headline.co.id atau bisa juga baca berita kami di Google News.
Baca juga: 1000+ Kumpulan Nama Bayi Perempuan Islami Awalan A-Z dan Artinya