Headline.co.id, Bencana Banjir Dan Tanah Longsor Yang Melanda Provinsi Aceh ~ Sumatra Utara, dan Sumatera Barat telah memberikan dampak signifikan terhadap layanan air bersih di wilayah tersebut. Namun, layanan air bersih di Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar kini dilaporkan hampir pulih sepenuhnya. Sementara itu, di beberapa kabupaten lain yang terdampak lebih parah, tingkat pemulihan layanan air bersih bervariasi 25 persen hingga 75 persen.
Ketua Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (DPD PERPAMSI) Aceh, Sulaiman, menyampaikan informasi ini dalam konferensi pers di Pusat Informasi dan Media Center Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) RI di Banda Aceh, Sabtu (20/12/2025). Ia menjelaskan bahwa dari 23 Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di Aceh, 17 di antaranya mengalami dampak berat akibat gangguan jaringan distribusi, sumber air baku, dan pasokan listrik.
Sulaiman menambahkan bahwa sejak hari pertama bencana, pihaknya langsung melakukan pemetaan dampak pada seluruh PDAM di Aceh. Pada hari kedua, PDAM yang terdampaknya lebih ringan diminta membantu PDAM yang lebih parah terdampak. “Ini merupakan bentuk solidaritas dan komitmen bersama antar-PDAM,” ujarnya.
Kendala komunikasi sempat terjadi di awal bencana akibat terputusnya jaringan di beberapa wilayah. Untuk mengatasi hal ini, PERPAMSI Aceh memanfaatkan jejaring informal agar informasi tetap dapat dihimpun dengan cepat dan akurat. Salah satu daerah yang merespons cepat adalah Kabupaten Pidie Jaya, di mana PDAM Tirta Mon Tala Pidie Jaya berhasil menyalurkan bantuan air bersih pada hari kedua pascabanjir.
Komunikasi dengan daerah lain seperti Aceh Tengah, Pidie Jaya, Langsa, dan Aceh Tamiang juga mulai terbangun. Dari hasil koordinasi, diketahui bahwa selain air bersih, kebutuhan mendesak lainnya adalah sarana pendukung seperti tandon air untuk mempercepat distribusi ke lokasi pengungsian.
Sulaiman juga menyoroti bahwa gangguan pasokan listrik menjadi kendala utama dalam pemulihan layanan air bersih. Hampir semua instalasi pengolahan air PDAM bergantung pada pompa listrik, sehingga ketika aliran listrik terhenti, operasional terganggu. “Di Aceh Besar, selama 15 hari kami harus mengoperasikan genset dengan konsumsi bahan bakar minyak mencapai 37 ton. Meski demikian, pelayanan tetap belum bisa berjalan optimal,” tegasnya.



















