Headline.co.id, Jakarta ~ Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengajak putra-putri daerah untuk mengisi kekosongan posisi dokter spesialis di RSUD M. Yunus Bengkulu. Ajakan ini disampaikan dalam konferensi pers terkait Proctoring Clipping Aneurisma dan Digital Subtraction Angiography (DSA) yang berlangsung di RSUD M. Yunus, Bengkulu, pada Rabu (17/12/2025). Menurut Menkes Budi, keberlanjutan layanan kesehatan tidak bisa hanya bergantung pada jumlah dokter yang terbatas, terutama untuk layanan prioritas seperti stroke dan jantung.
Menkes Budi menekankan pentingnya mencari dokter dari kalangan putra daerah agar tidak selalu bergantung pada dokter dari luar yang sering berpindah-pindah. “Kalau bisa, dicari putra-putri daerah. Jangan terus bergantung pada dokter dari luar yang bolak-balik. Ini penting agar layanan bisa berkelanjutan,” ujar Menkes Budi dalam keterangan resmi yang dikutip pada Kamis (18/12/2025).
Ia menambahkan bahwa setiap layanan medis idealnya didukung lebih dari satu dokter spesialis agar pelayanan dapat berjalan optimal. Minimal dibutuhkan dua dokter spesialis dan idealnya tiga, sehingga layanan dapat berjalan selama 24 jam. Menkes Budi juga menyoroti pentingnya sistem remunerasi yang layak bagi dokter spesialis agar mereka dapat fokus bekerja di rumah sakit pemerintah. “Dokter spesialis harus dibayar cukup. Kalau tidak, mereka akan berpindah-pindah tempat praktik,” tegasnya.
Plt Direktur RSUD M. Yunus, Herry Permana, menyampaikan bahwa saat ini jumlah dokter spesialis dan subspesialis masih terbatas untuk memenuhi kebutuhan layanan yang terus meningkat. “Dokter subspesialis kami berjumlah 18 orang, sementara total dokter spesialis sebanyak 45 orang. Namun, untuk beberapa layanan prioritas, jumlah dokter yang mampu melakukan tindakan masih sangat terbatas,” ujarnya.
Herry menambahkan bahwa peningkatan kunjungan pasien, khususnya peserta BPJS Kesehatan, menjadi tantangan tersendiri bagi rumah sakit. “Kunjungan pasien terus meningkat. Untuk layanan jantung, dokter ada lima orang, tetapi yang dapat melakukan tindakan intervensi baru dua orang,” katanya.
Wakil Gubernur Bengkulu, Mian, mengakui bahwa kekurangan dokter spesialis merupakan persoalan serius yang dihadapi RSUD M. Yunus sebagai rumah sakit rujukan provinsi. Ia berharap adanya dukungan konkret dari pemerintah pusat. “Jumlah dokter spesialis masih sangat kurang. Kami berharap pasca kunjungan Pak Menteri ada asistensi atau penugasan dokter spesialis pembantuan ke RSUD M. Yunus,” ujarnya.
Selain penambahan sumber daya manusia, Mian menekankan pentingnya pendampingan berkelanjutan untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan. “Kami membutuhkan pendampingan agar dari sisi keterampilan, kinerja, dan pelayanan dapat berjalan maksimal,” katanya.

















