Headline.co.id, Jogja ~ Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan sebuah game edukatif bernama “Kata Kita” yang dirancang khusus untuk anak-anak dengan cerebral palsy yang mengalami keterlambatan berbicara. Inovasi ini merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) dan bertujuan untuk membantu melatih oromotor dan kemampuan bahasa anak-anak melalui pendekatan yang menyenangkan. Game ini memanfaatkan teknologi Augmented Reality (AR) dan audio sensory untuk mendukung terapi wicara bagi anak-anak berkebutuhan khusus.
Tim PKM-PM yang mengembangkan “Kata Kita” terdiri dari mahasiswa dari berbagai jurusan, yaitu Muhammad Zufar Syaafi’ dan Muhammad Haidar Syaafi’ dari Teknologi Informasi, Nabila Sabna Haqi dari Bahasa dan Sastra Indonesia, serta Keisha Tiara Ramadhania dan Nenden Kalma Syafiyah Afiyatani dari Psikologi, semuanya angkatan 2023. Game ini dirancang untuk menjadi media belajar yang interaktif dan mudah diakses. “Kami berinisiatif menghadirkan solusi inovatif berbasis teknologi dengan pendekatan game-based learning yang menggabungkan teknologi audio sensory dan augmented reality,” ujar Nabila dalam wawancara pada Kamis (11/11).
Game “Kata Kita” memiliki beberapa level permainan yang semakin meningkat seiring bertambahnya kosakata yang harus dilafalkan anak. Selain itu, game ini juga menawarkan petualangan digital AR 3D dengan tema hewan untuk memperkaya pembelajaran kosakata. Fitur pengenalan suara dalam game memberikan umpan balik langsung terhadap pengucapan anak, menjadikan latihan berbicara lebih menyenangkan. Produk ini dapat diterapkan di berbagai komunitas disabilitas, sekolah inklusi, dan pusat terapi wicara karena sifatnya yang digital dan inklusif.
Selain sebagai sarana permainan, platform ini juga menyediakan website pemantauan yang dapat diakses oleh orang tua atau pendamping. “Melalui website ini, orang tua bisa memonitor kemajuan anak secara real-time dan mendapatkan ringkasan perkembangan melalui teknologi Artificial Intelligence (AI),” tambah Nabila. Pengembangan game ini dilakukan bekerja sama dengan Wahana Keluarga Cerebral Palsy (WKCP) di Yogyakarta, memastikan program yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan komunitas.
Sebelumnya, game ini telah diuji coba dengan beberapa anak cerebral palsy di Wahana Keluarga Cerebral Palsy Jogja. Hasil uji coba menunjukkan variasi tergantung tingkat keterlambatan bicara masing-masing anak. “Pada anak dengan tingkat ringan hingga sedang, terlihat adanya perubahan positif, anak mampu melafalkan lebih banyak kosakata dalam satu kalimat. Salah satu anak yang sebelumnya tidak dapat mengucapkan huruf ‘k’ kini sudah mampu melafalkannya dengan benar,” jelas Nabila.
Tim PKM-PM berharap inovasi game “Kata Kita” dapat menjadi media pembelajaran yang inklusif dan berkelanjutan bagi anak cerebral palsy dengan keterlambatan berbicara. Dengan teknologi audio sensory dan augmented reality, mereka berharap anak-anak dapat berlatih berbicara dengan cara yang menyenangkan dan efektif. “Kami juga berharap, game ‘Kata Kita’ dapat diterapkan secara luas di berbagai komunitas disabilitas dan sekolah inklusi sehingga dapat membantu pemerataan akses pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus di Indonesia,” tutup Nabila.





















