Putusan MK Bolehkan Kampanye di Kampus dan Fasilitas Pemerintah, Bawaslu: Peserta Pemilu Harus Perhatijan Aturan Yang Berlaku ~ Headline.co.id (Jakarta). Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Puadi, telah mengungkapkan perubahan signifikan dalam Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 65/PUU-XXI/2023. Putusan tersebut memungkinkan peserta Pemilu untuk melakukan kampanye di lingkup pendidikan dan fasilitas pemerintah, namun dengan syarat-syarat yang ketat.
Baca juga: Banjir Parah Melanda Kecamatan Singkil, Aceh Singkil: Ribuan Jiwa Terdampak
Dalam sebuah workshop yang dihadiri oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Depok di Jakarta pada hari Sabtu, 4 November 2023, Anggota Bawaslu Puadi menyampaikan bahwa putusan MK tersebut mengubah landscape kampanye politik di Indonesia. Puadi menekankan pentingnya peserta Pemilu untuk memperhatikan aturan dan persyaratan yang berlaku.
Menurut Puadi, peserta Pemilu yang ingin berkampanye di lingkup pendidikan dan fasilitas pemerintah harus mendapatkan izin resmi dari pihak terkait. Selain itu, peserta Pemilu dilarang menggunakan atribut kampanye di tempat-tempat tersebut, dan mereka harus mematuhi aturan yang telah ditetapkan.
“Jika putusan MK telah dikeluarkan, maka peserta pemilu diperbolehkan berkampanye di lingkup pendidikan dan fasilitas pemerintah dengan syarat mendapatkan izin dari pihak terkait dan tidak menggunakan atribut kampanye serta mengikuti aturannya,” ungkap Puadi.
Puadi juga menegaskan bahwa selama tahapan kampanye, semua peserta Pemilu, termasuk calon presiden, anggota DPR, dan DPD, wajib tunduk pada aturan yang ditetapkan oleh Bawaslu. Ia menekankan bahwa saat tahapan kampanye berlangsung, peserta Pemilu harus mematuhi Peraturan Bawaslu Nomor 28 Tahun 2018 tentang Pengawasan Masa Kampanye.
Baca juga: Ezra Walian: Indonesia Harus Percaya Diri dalam Piala Dunia U-17
“Karena tahapan kampanye sebentar lagi, semua peserta pemilu baik itu calon Presiden dan DPR ataupun DPD wajib mengikuti aturan Bawaslu tentang kampanye,” sambung Puadi.
Puadi juga mengingatkan bahwa Kamisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan tanggal mulai dan berakhirnya periode kampanye, yaitu dari 20 November 2023 hingga 10 Februari 2024. Selama periode ini, peserta Pemilu diperbolehkan melakukan kampanye, asalkan mereka mengikuti aturan yang berlaku.
“Semua peserta pemilu boleh melakukan kampanye dari tanggal yang ditetapkan oleh KPU, yaitu 20 November 2023 sampai dengan 10 Februari 2024 dan mengikuti aturan yang berlaku,” ungkap Puadi.
Sebagai upaya untuk memastikan pemahaman yang lebih baik tentang peraturan-peraturan kampanye, Puadi mengundang Anggota DPRD untuk melakukan diskusi di kantor Bawaslu. Ia berharap agar peserta Pemilu dapat menghindari pemaknaan yang negatif dan datang secara langsung ke kantor Bawaslu, baik di tingkat daerah maupun pusat, untuk berdiskusi tentang peraturan pengawasan Pemilu.
“Untuk menghindari pemaknaan yang negatif, tidak diperbolehkan mengundang pengawas pemilu melakukan diskusi di warung kopi atau sejenisnya, disarankan datang secara langsung ke kantor Bawaslu baik itu di daerah ataupun di pusat untuk berdiskusi tentang peraturan pengawasan Pemilu. Kami sangat welcome,” ungkap Puadi.
Baca juga: Longsor di Bogor Selatan: BNPB Imbau Warga Waspada Hujan saat Musim Transisi
Dengan adanya perubahan signifikan ini, peserta Pemilu diharapkan dapat memahami dengan baik aturan dan persyaratan yang berlaku dalam melaksanakan kampanye di lingkup pendidikan dan fasilitas pemerintah, sehingga kampanye politik di Indonesia dapat berlangsung dengan lebih transparan dan sesuai dengan hukum.
Terimakasih telah membaca Putusan MK Bolehkan Kampanye di Kampus dan Fasilitas Pemerintah, Bawaslu: Peserta Pemilu Harus Perhatijan Aturan Yang Berlaku semoga bisa bermanfaat dan jangan lupa baca berita lainnya di Headline.co.id atau bisa juga baca berita kami di Google News.
Baca juga: Suara Kepedulian Internasional: Ibu Negara Iriana Jokowi dan OASE KIM Berdoa untuk Palestina





















