Contents
- 1 3. Menjawab Salam
- 2 You might also like
- 3 Mensos Gus Ipul: Pemerintah Pertimbangkan B.J. Habibie Jadi Pahlawan Nasional
- 4 BPKH dan MUI Perkuat Literasi Keuangan Haji Lewat 4.000 Dai Standar Nasional
- 5 4. Menganjurkan Kebaikan
- 6 5. Mencegah Kemungkaran
- 6.0.1 Selama berada di jalan, sedapat mungkin kita mencegah terjadinya kemungkaran tersebut sesuai kemampuan.
- 6.0.2 :قَالَ أَبُو سَعِيدٍ
- 6.0.3 سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ رَأَى مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ
3. Menjawab Salam
Berada di jalan meningkatkan peluang ketemu orang lain. Di antara adab bertemu adalah mengucapkan salam. Anda bisa memberi atau menerima salam. Menjawab salam adalah wajib. Hak jalan orang yang lewat di sekitar Anda adalah mendapatkan jawaban atas salam yang mereka berikan buat Anda.
Baca juga: Kapan Malam Lailatul Qadar 2023? Ini Waktu dan Tanda-tandanya
4. Menganjurkan Kebaikan
Banyak perbuatan baik yang bisa dilakukan di jalan, misalnya menolong orang tua atau anak-anak menyeberang jalan, menolong orang yang mengalami kecelakaan di jalan, membantu ibnu sabil yang kehabisan bekal, menolong orang yang kendaraannya mogok, menunjukkan jalan orang yang tersesat, dll. Anda juga bisa berdakwah di jalan.
5. Mencegah Kemungkaran
Banyak kemungkaran yang bisa terjadi di jalan, seperti: perampokan, pencopetan, kebut-kebutan, parkir sembarangan, pelanggaran rambu dan aturan lalu lintas, membuka aurat, berbuat tak senonoh, dan lain-lain.
Baca juga: Bacaan Niat, Dzikir dan Doa Setelah Sholat Dhuha Lengkap Arab Latin dan Artinya
Selama berada di jalan, sedapat mungkin kita mencegah terjadinya kemungkaran tersebut sesuai kemampuan.
:قَالَ أَبُو سَعِيدٍ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ رَأَى مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ
Abu Sa’id berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabada: “Barang siapa yang melihat kemungkaran maka hendaknya ia mengubahnya dengan tangannya dan apabila ia tidak mampu maka dengan lidahnya dan apabila tidak mampu maka dengan hatinya dan yang demikian itu adalah selemah-lemah iman.” (HR Musim, Abu Dawud, an-Nasa’i, Ibnu Majah, Ahmad).
Baca juga: Lirik Bacaan Sholawat Ibrahimiyah Latin Arab dan Artinya Lengkap dengan Sejarah dan Keutamaannya
Dari hadits tersebut kita mengetahui bahwa ada 3 tingkatan mencegah kemungkaran:
Pertama, mencegah atau merubah kemungkaran dengan tangan, yang maksudnya adalah dengan kekuasaan. Nahi mungkar derajat ini bisa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kekuasaan. Di jalan yang punya kekuasaan adalah polisi dan petugas dinas perhubungan. Bagi pak polisi bila melihat penjambretan, perampokan, pelecehan, ia harus menangkap pelakunya dan memrosesnya sesuai hukum yang berlaku. Melihat orang kebut-kebutan harus menghentikan. Melihat orang parkir sembarangan harus mengingatkan dan menyuruh segera memindahkan kendaraannya ke tempat yang seharusnya atau bila perlu menilang atau menderek. Dan terhadap pelanggar aturan dan rambu lalu lintas harus mengingatkan atau menilang.
Baca juga: Hukum Berhubungan Badan Suami Istri Pada Siang Hari Di Bulan Ramadhan
Mereka yang diberikan kuasa di jalan mempunyai andil besar dalam menjaga hak-hak jalan sehingga lalu lintas menjadi lancar dan tertib.
Kedua, orang yang tidak memiliki kekuasaan, bernahi munkar dengan lisannya. Misalnya melihat ada yang dijambret, ia berteriak: “jambret!” dengan harapan agar orang-orang yang mendengar berdatangan membantu, atau mencatat ciri-ciri penjambret dan plat nomor kendaraannya dan melaporkannya kepada polisi. Menyaksikan ada yang parkir sembarangan bertindak dengan menunjukkan tempat parkir yang seharusnya, dll.
Baca juga: Kumpulan Niat Doa Membayar Zakat Fitrah Lengkap Arab Latin dan Artinya
Ketiga, orang yang tidak berani mencegah kemungaran dengan lisan, harus melakukan dengan hati, yakni dengan membenci perbuatan kemungkaran yang disaksikannya dan tidak mau terlibat dalam bentuk apapun dengan kemungkaran tersebut. Orang yang hanya berani bernahi munkar dengan hatinya saja, termasuk dalam kategori selemah-lemahnya iman. Melihat orang dijambret tidak berani berteriak, ia hanya bicara dalam hari: “masya Allah, teganya orang menjambret”. Melihat orang parkir hingga mengganggu arus lalu lintas, tidak berani mengingatkan. dll
Baca halaman selanjutnya tentang 7 Adab Dan Etika Di Jalan Raya Menurut Islam



















