Headline.co.id, Gresik ~ Pemerintah Kabupaten Gresik berkomitmen mempercepat eliminasi Tuberkulosis (TBC) dengan memperkuat kebijakan, meningkatkan skrining, dan menjalin kolaborasi lintas sektor. Wakil Bupati Gresik, Asluchul Alif, menegaskan hal ini dalam rapat koordinasi percepatan eliminasi TBC yang berlangsung pada Selasa, 16 Desember 2025, di Ruang Putri Cempo, Kantor Bupati Gresik.
Hingga tahun 2025, Kabupaten Gresik telah mencapai hasil signifikan dalam skrining terduga TBC, melampaui target nasional. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik, sebanyak 24.431 orang telah menjalani skrining, mencapai 119 persen dari target 20.544 orang. Capaian ini menunjukkan tren positif sejak tahun 2023 dan mencerminkan upaya deteksi dini yang semakin masif di masyarakat.
Namun, Wakil Bupati Alif menyoroti bahwa penemuan kasus TBC terkonfirmasi masih memerlukan perhatian serius. Pada tahun 2025, kasus baru yang ditemukan mencapai 3.047 kasus atau 72 persen dari target 4.227 kasus, menurun dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 98 persen. “Penurunan penemuan kasus ini bukan hal yang patut dibanggakan. Kita harus memastikan apakah penularan memang menurun atau justru masih banyak kasus yang belum terdeteksi,” tegasnya.
Ia juga menyoroti rendahnya temuan kasus TBC di Kecamatan Tambak, Pulau Bawean. Menurutnya, kondisi tersebut tidak bisa serta-merta diartikan sebagai wilayah bebas TBC, melainkan perlu dikaji dari sisi akses layanan dan kapasitas deteksi. “Rendahnya temuan di Tambak harus dicermati secara objektif. Jangan sampai bukan karena tidak ada kasus, tetapi karena keterbatasan akses dan pemeriksaan,” ujarnya.
Untuk itu, Pemkab Gresik berencana memperkuat layanan diagnostik di wilayah kepulauan dengan menyediakan layanan Tes Cepat Molekuler (TCM) di Puskesmas Tambak pada tahun 2026 agar diagnosis TBC dapat dilakukan lebih cepat dan akurat.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik, Mukhibatul Khusnah, menyatakan bahwa percepatan eliminasi TBC dilakukan secara berkelanjutan melalui penguatan program desa dan kelurahan siaga TBC. “Desa dan kelurahan siaga menjadi ujung tombak penemuan kasus, pendampingan pasien, serta edukasi agar pengobatan dijalani secara tuntas,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa kolaborasi lintas sektor, mulai dari perangkat daerah, fasilitas kesehatan, pemerintah desa, kader kesehatan, hingga partisipasi aktif masyarakat, menjadi kunci untuk mencapai target eliminasi TBC. Melalui rapat koordinasi ini, Pemerintah Kabupaten Gresik menegaskan komitmennya untuk menuntaskan eliminasi TBC pada tahun 2028, selaras dengan arah pembangunan kesehatan nasional dan program Prabowo Subianto dalam Asta Cita.




















