Headline.co.id, Batang ~ Kabupaten Batang saat ini menghadapi ancaman bencana alam akibat perubahan cuaca ekstrem dan curah hujan tinggi. Dinas Kesehatan (Dinkes) Batang telah mempersiapkan tim medisnya untuk merespons cepat setiap insiden yang mungkin terjadi. Kepala Dinkes Batang, Ida Susilakami, menegaskan bahwa Dinkes adalah bagian penting dari tim siaga bencana di Kabupaten Batang, dengan fokus utama pada bencana yang dipicu oleh cuaca.
“Di waktu yang terdekat sekarang ini, bencana yang potensi terjadi kan misalnya karena perubahan cuaca yang ekstrem seperti sekarang, curah hujan yang tinggi, berarti kemungkinan-kemungkinan terjadinya banjir, tanah longsor, bencana alam yang lain itu memang salah satu yang harus diwaspadai dalam waktu dekat ini, gitu,” ujar Ida saat ditemui di kantornya, Jumat (5/12/2025).
Untuk menghadapi potensi bencana, Dinkes Batang mengandalkan beberapa unit utama, termasuk PSC 119, tim surveilans, dan Emergency Medical Team (EMT). Ida menjelaskan bahwa tim EMT sudah terbentuk dan terlatih di seluruh puskesmas di Batang. Dengan total 21 puskesmas, setiap wilayah layanan kesehatan tingkat pertama sudah memiliki tim khusus ini.
“Tim EMT ini terdiri dari lima unsur, lima paling enggak ada lima orang, ya, yaitu terdiri dari dokter, kemudian perawat, epidemiolog, atau yang biasanya untuk melakukan surveilans, kemudian juga dari farmasi, dan juga ada driver-nya,” jelasnya.
Saat bencana seperti banjir melanda, tugas Dinkes tidak hanya sebatas membantu evakuasi, tetapi juga fokus pada penanganan masalah kesehatan yang mengintai. “Pada saat banjir, Dinas Kesehatan memetakan risiko-risiko yang mungkin terjadi. Permasalahan utamanya di bidang kesehatan terkait dengan bencana itu,” ungkapnya.
Beberapa penyakit yang perlu diwaspadai lain diare, penyakit kulit, dan leptospirosis, yang merupakan penyakit menular yang perlu diwaspadai pada musim hujan, terutama saat banjir. “Peran PSC 119, yang memang didesain sebagai tim gerak cepat, juga vital. Selain evakuasi korban ke rumah sakit, PSC juga terlibat langsung dalam penanganan awal di lokasi bencana. Misalnya, ada perlu kadang kan pada saat bencana itu ada yang luka, ya, perlu tindakan jahit, perlu pemberian obat emergency, dan sebagainya. Itu juga bisa dilakukan oleh PSC 119,” terangnya.
Meskipun tidak semua puskesmas beroperasi rawat inap 24 jam, Ida memastikan bahwa semua unit layanan sudah diinstruksikan untuk siaga. Untuk puskesmas yang rawat jalan, di musim-musim sekarang ini kan memang sudah diinstruksikan untuk harus siaga.
“Koordinasi dilakukan secara intensif melalui grup komunikasi antar Organisasi Perangkat Daerah (OPD), Puskesmas, dan Dinkes. Begitu ada kemungkinan muncul masalah, ya, bencana maupun penyakit ini dalam hal ini, nanti tentu akan segera bergerak sesuai dengan tupoksinya masing-masing, sesuai dengan kewenangannya masing-masing,” pungkasnya. (MC Batang, Jateng/Edo/Jumadi)
















