HeadLine.co.id, (Klaten) – Temuan terowongan peninggalan era kolonial Belanda di Dusun Cokro Kembang, Desa Daleman, Klaten diteliti oleh tim dari Fakultas MIPA Universitas Diponegoro (Undip) Semarang.
Penelitian tersebut bertujuan untuk memetakan terowongan, termasuk berapa jumlah lorongnya pada Sabtu (07/03).
M Sanfi Fakhruddin selaku pimpinan rombongan mengatakan bahwa penelitian mereka untuk menggambarkan seperti apa bentuk terowongan dan ke mana saja arah terowongannya.
Baca Juga: Teror KKB di Timika, Warga Tembagapura Minta Perlindungan Polri
“Tim ke lokasi untuk memetakan detail bentuk terowongan dengan pendekatan Geofisika. Dengan metode ini kita pakai mikrotremor. Mikrotremor merupakan salah satu metode seismik pasif dengan menangkap getaran sekitar,” jelas Sanfi.
Getaran yang ada di sekitar terowongan akan ditangkap seismometer. Data dari seismometer itu akan direkam di dataloger penyimpan data.
“Dari sini kita akan ambil frekuensi dan amplifikasinya. Akan kita olah datanya dengan komputer dan dari komputer bisa kita ketahui bentuk terowongan dan jumlah lorongnya,” imbuh Sanfi
Selain bisa memetakan bentuk dan jumlah lorong, kata Sanfi, dari metode itu juga bisa diketahui kerentanan seismik, ketahanan bangunan, longsoran atau lainnya. Tergantung apa saja yang akan dikaji.
“Kalau biasanya hasil akan diketahui selang tiga hari. Selama ini hasil maksimal,” lanjut Sanfi.
Baca Juga: Terinspirasi Film, Seorang Siswi SMP Tega Bunuh Bocah 5 Tahun
Danang Heri Subiantoro (53) selaku pelopor pembukaan terowongan menjelaskan Tim Undip itu ke lokasi untuk riset sesuai rekomendasi Undip. Tapi untuk kelanjutan terowongan masih menunggu tim dari Pemkab Klaten.
“Jadi selain meneliti bentuk, kita juga menunggu tim Pemkab untuk membuka terowongan jadi objek wisata. Tim sudah dibentuk,” jelas Danang.
Sebelumnya sebuah terowongan kuno diduga peninggalan masa kolonial Belanda ditemukan di bawah permukiman padat penduduk di Dusun Cokro Kembang, Desa Daleman, Kecamatan Tulung, Klaten, Sabtu (18/1/2020). Terowongan itu diperkirakan dibangun bersama dengan Pabrik Gula Cokro Tulung atau sekitar tahun 1840.