HeadLine.co.id, (Jakarta) – Banjir yang melanda Jakarta baru-baru ini disebut karena sistem drainase yang tidak berfungsi. Hal itu diucapkan Bambang Heri Mulyono selaku Kasubdit Perencanaan Direktorat Sungai dan Pantai PUPR Bambang Heri Mulyono dalam konferensi pers ‘Penanggulangan Bencana’ di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Jumat (28/02) lalu.
Dari hasil survei yang dilakukan PUPR, hanya 35 persen yang disebabkan oleh luapan sungai.
“Dari 83 lokasi banjir yang kami survei di DKI Jakarta, kami memperoleh 71 titik banjir disebabkan oleh drainase yang tidak berfungsi. Banjir tanggal 25 Februari lalu yang disebabkan sungai itu hanya sekitar 35 persen. Dibandingkan banjir yang disebabkan oleh drainase, itu lebih tinggi, yakni sekitar 65 persen,” ucapnya.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca BMKG Hari ini Jakarta Siaga Hujan Lebat
Lebih lanjut Bambang mengatakan bahwa hal serupa juga terjadi pada banjir Minggu (23/2). Persentase drainase yang tersumbat sekitar 86 persen dan persentase paling rendah akibat sungai yang meluap.
“Pada 23 Februari banjir yang disebabkan sungai itu sekitar 13-14 persen dibandingkan banjir yang disebabkan drainase, yakni 86 persen,” tambahnya.
Bambang juga mengimbau masyarakat supaya membuat sumur resapan untuk menahan air hujan yang turun.
“Kita perlu membuat sumur resapan. Kita bayangkan saja setiap rumah tangga bisa menahan air hujan sebanyak 1-2 meter kubik, betapa banyak aliran tengah yang bisa tertahan,” katanya.