Transformasi Pembiayaan Diperlukan untuk Mencapai Tujuan SDGs
Badung, Headline.co.id – Indonesia membutuhkan inovasi pembiayaan untuk memenuhi target Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), kata Koordinator Tim Ahli Sekretariat Nasional SDGs Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Yanuar Nugroho.
“Kebutuhan pendanaan untuk SDGs meningkat drastis, dari 1 triliun dolar AS menjadi 1,7 triliun dolar AS,” ujar Yanuar saat ditemui di sela-sela High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024 di Badung, Bali, Selasa (24/1/2023).
Menurutnya, pemerintah tidak bisa menjadi satu-satunya sumber pendanaan. Yanuar mendorong partisipasi sektor swasta melalui investasi dan pembiayaan inovatif.
“Indonesia tengah mengupayakan hal itu, seperti penerbitan Surat Utang Negara (SUN) SDG untuk memobilisasi dana dari non-pemerintah,” jelas Yanuar.
Skema pembiayaan campuran atau blended finance, yang menggabungkan dana pemerintah dan swasta, juga menjadi opsi penting. Hal ini dapat diterapkan untuk investasi pada infrastruktur air bersih, energi terbarukan, dan sanitasi yang berdampak positif bagi masyarakat.
Kemitraan multi-pemangku kepentingan juga sangat krusial. “HLF MSP berupaya mendorong negara-negara kaya untuk mengalokasikan lebih banyak bantuan pembangunan internasional untuk membantu negara-negara berkembang mencapai SDGs,” kata Yanuar.
Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, menekankan pentingnya perubahan transformatif untuk mencapai SDGs. “Hanya 15 persen target SDGs yang berjalan sesuai rencana, sementara banyak lainnya mengalami kemunduran,” papar Suharso.
Indonesia menyerukan langkah transformatif dan kerja sama internasional yang lebih kuat untuk mengatasi tantangan ini. “Kerja sama kritis dan dukungan dari semua pihak sangat dibutuhkan untuk mewujudkan SDGs,” tutup Suharso.
sumber: https://www.antaranews.com/berita/4305023/bappenas-perlu-adanya-inovasi-pembiayaan-guna-penuhi-target-sdgs.