Headline.co.id, Surabaya ~ Kabupaten Tuban menerima penghargaan dalam Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Timur 2025 yang berlangsung di Surabaya pada Kamis, 13 November 2025. Dalam acara tersebut, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, menyatakan keyakinannya bahwa Dekranasda dapat menjadi penggerak utama Jawa Timur sebagai pusat ekonomi kreatif berbasis budaya di Indonesia.
Emil menyoroti pentingnya kolaborasi provinsi dan kabupaten/kota dalam mengembangkan sektor kerajinan dan industri kreatif. Ia memuji Kabupaten Tuban yang pada 12 November 2025 berhasil mendapatkan Sertifikat Indikasi Geografis (IG) Komunal untuk Batik Tulis Tenun Gedog Tuban, menjadikannya produk kerajinan nonpangan pertama di Jawa Timur yang memperoleh perlindungan tersebut. “Dekranasda Tuban sudah mendorong IG dan itu menunjukkan keunikan yang tidak dimiliki daerah lain. Kalau sudah Gedog, itu pasti Tuban. IG ini menjadi kekuatan bagi pelaku usaha kecil untuk membangun branding secara konsisten,” ujar Emil.
Ia menambahkan bahwa status IG akan memperkuat posisi Batik Gedog di pasar domestik maupun internasional, sekaligus menjadikan Tuban sebagai contoh pengembangan produk unggulan berbasis budaya. Ketua Dekranasda Provinsi Jawa Timur, Arumi Bachsin Emil Dardak, menegaskan bahwa Rakorda menjadi sarana penyelarasan program provinsi dan kabupaten/kota. Sinergi, menurutnya, merupakan kunci penguatan ekonomi kreatif di seluruh daerah.
“Rakorda memastikan arah kerja Dekranasda se-Jawa Timur tersinkronisasi. Kita perlu memperkuat kerja sama dengan pemerintah daerah, dunia usaha, hingga lembaga pendidikan agar industri kreatif tumbuh melalui inovasi dan kolaborasi,” jelasnya. Arumi juga menekankan pentingnya konsistensi pengembangan sentra kerajinan dan peningkatan kapasitas perajin agar produk kreatif Jawa Timur semakin berdaya saing.
Ketua Dekranasda Tuban, Aulia Hany Mustikasari, menyampaikan bahwa apresiasi provinsi terhadap Batik Tulis Tenun Gedog menjadi momentum penting bagi Tuban. Menurutnya, status IG bukan hanya kebanggaan, tetapi juga tanggung jawab untuk menjaga kelestarian kriya tradisional. “Pengakuan IG adalah amanah besar. Batik Tulis Tenun Gedog bukan sekadar karya seni, tetapi identitas masyarakat Tuban. Kami berkomitmen menjaga kualitas, melindungi perajin, serta membuka ruang lebih luas bagi generasi muda untuk terlibat,” ujarnya.
Hany menambahkan bahwa Dekranasda Tuban akan memperluas pendampingan, meningkatkan inovasi motif tanpa meninggalkan pakem budaya, serta memperkuat jejaring pemasaran. “Kami ingin kriya Tuban semakin naik kelas dan memberi manfaat ekonomi nyata bagi masyarakat,” tambahnya. Sebagai anggota Komisi B DPRD Jatim, Hany turut menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang berperan dalam pengembangan Batik Gedog.
“Terima kasih kepada Bupati dan jajaran Pemkab Tuban, Kemenperin, Kemenkum, Kanwil Hukum Jatim, Perkumpulan Masyarakat Pengguna IG Batik Tulis Tenun Gedog, serta seluruh masyarakat Tuban. Mari terus menjaga kelestarian dan meningkatkan daya saing wastra kebanggaan kita ini,” imbuhnya. Ia berharap generasi muda semakin mencintai Batik Gedog sehingga regenerasi perajin terus berkembang dan warisan budaya tersebut tetap lestari dan berkelanjutan.


















