Headline.co.id (Jakarta) ~ Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menegaskan komitmennya meningkatkan kualitas guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan meluncurkan program Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL). Program ini diperuntukkan bagi guru yang belum bergelar sarjana agar memenuhi kualifikasi akademik minimal S1 sesuai amanat Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Melalui program ini, pemerintah menargetkan 12.510 guru ikut serta pada 2025, dan hingga 2028 sebanyak 98.034 guru ditargetkan sudah lulus S1.
Direktur Guru PAUD dan Pendidikan Nonformal (PNF) Ditjen GTK, PG Suparto, mengungkapkan masih ada sekitar 233.818 guru dari jenjang PAUD hingga menengah yang belum bergelar sarjana. Dari jumlah itu, 99.725 di antaranya merupakan guru TK formal, 88.999 guru pendidikan kesetaraan, 24.850 guru SDLB, 1.653 guru SLB, 1.424 guru SMA, dan 16.087 guru SMK.
“Pemenuhan kualifikasi S1 bukan sekadar syarat administratif, tetapi jaminan peningkatan kompetensi guru dari aspek akademik, pedagogik, sosial, dan profesional. Mutu guru akan sangat menentukan mutu pembelajaran, dan pada akhirnya kualitas sumber daya manusia Indonesia,” kata Suparto dalam Dialog Kemendikdasmen bersama media di Jakarta, Jumat (19/9/2025).
Program RPL sendiri terbagi dalam dua skema. Pertama, kategori afirmasi yang ditujukan bagi guru berusia 47–55 tahun dengan pengalaman mengajar panjang. Lewat rekognisi atas pengalaman dan karya akademik, peserta bisa mendapat pengakuan hingga 70 persen atau sekitar 100 SKS dari total 144 SKS program sarjana. Dengan demikian, mereka hanya perlu menempuh sekitar dua semester untuk meraih gelar S1.
Sementara itu, kategori reguler ditujukan bagi guru berusia di bawah 47 tahun. Pada kelompok ini, pengakuan yang diperoleh rata-rata sebesar 50 persen dari total SKS, sehingga mereka membutuhkan waktu 3–4 semester untuk menuntaskan studi. Suparto menekankan kedua jalur tersebut dirancang fleksibel agar guru tetap bisa menjalankan tugas mengajar di satuan pendidikan masing-masing.
Untuk tahap awal, pemerintah menargetkan 12.510 guru mengikuti program pada 2025, terdiri dari 6.745 guru TK formal dan 5.755 guru pendidikan kesetaraan. Selanjutnya, peningkatan kualifikasi guru di jenjang SMP, SMA, dan SMK akan dimulai pada 2026.
Optimisme pemerintah juga ditopang kerja sama dengan 91 perguruan tinggi yang menjadi penyelenggara program RPL. Dengan dukungan tersebut, Suparto yakin target 98.034 guru lulus S1 pada 2028 dapat tercapai. “Ini akan menjadi lompatan besar dalam peningkatan kualitas guru di Indonesia,” tegasnya.
Lebih lanjut, Suparto menekankan pentingnya peningkatan kualitas guru PAUD sebagai investasi jangka panjang. Ia menyebut 80 persen perkembangan otak anak terjadi sebelum usia enam tahun, sehingga mutu pendidikan PAUD sangat menentukan kesiapan anak menghadapi jenjang berikutnya. “Guru PAUD adalah ujung tombak. Jika mereka memiliki kualifikasi dan kompetensi baik, anak-anak akan tumbuh dengan keterampilan sosial, emosional, dan akademik yang kuat. Inilah kunci mencetak generasi unggul Indonesia,” pungkasnya.






















