HeadLine.co.id, (Jakarta) – Sejak mewabahnya virus Corona di Indonesia, berbagai institusi dan masyarakat rajin melakukan sterilisasi dengan menyemprotkan desinfektan. Penyemprotan terebut merupakan upaya dalam menghadapi pandemi virus Corona.
Baca juga: Indonesia Akan Bergabung Dalam Solidarity Trial WHO
Tidak hanya melakukan penyemprotan di lingkungan, saat ini bahkan penyemprotan dilakukan kepada mereka yang akan masuk ke dalam gedungnya.
Aksi penyemprotan langsung ke tubuh mendapat kritikan dari sejumlah ahli penyakit.
Baca juga: WHO Siap Bantu Indonesia Hadapi Wabah Corona
Mereka menilai bahwa hal tersebut tidak baik untuk kesehatan dan dianggap sebagai pemborosan waktu serta sumber daya. Paul Tambyah dari Perhimpunan Mikrobiologi Klinis se-Asia Pasifik menjelaskan cairan yang mengandung benzalkonium klorida dapat menyebabkan iritasi kulit, bila dipakai berlebihan atau dalam konsentrasi tinggi.
Baca juga: Kebijakan Baru Presiden Jokowi: Kucurkan Dana Rp405,1 T untuk Penanganan Covid-19
“Penyemprotan mungkin memang murah dan lebih bisa dilihat banyak orang. Tapi saya lebih cara yang lebih efektif adalah dengan lebih memperhatikan kebersihan pribadi dan lingkungan sekitar,” jelasnya.
Baca juga: Kebijakan Baru Jokowi: Gratiskan Tarif Listrik 450 VA dan Diskon 50% untuk 900 VA Selama 3 Bulan
Lebih lanjut ia menambahkan bahwa saat ini mencuci tangan dan membersihkan permukaan benda yang sering disentuh, seperti tombol lift, telah dianjurkan sebagai upaya perlindungan yang lebih efektif dibandingkan disinfektan.




















