Headline.co.id, Jakarta ~ 27 September 2025 — Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mengadakan Polri Award in Support of UN HeForShe Movement 2025 di The Tribrata Dharmawangsa, Jakarta. Acara ini bertujuan memberikan penghargaan kepada pimpinan kepolisian yang berkontribusi dalam memajukan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan, dan kepemimpinan inklusif di unit kerja masing-masing. Penghargaan ini merupakan bagian dari komitmen Polri untuk mendorong kesetaraan gender di Indonesia, sejalan dengan gerakan HeForShe yang diinisiasi oleh UN Women, yang mengajak laki-laki menjadi mitra perempuan dalam menciptakan dunia yang lebih setara.
Karobinkar SSDM Polri menyatakan bahwa penguatan layanan kepolisian yang berkeadilan harus berpihak pada perlindungan perempuan, anak, dan kelompok rentan. Tahun ini, penilaian dilakukan lebih akuntabel dengan melibatkan juri independen dan visitasi langsung. Polri Award in Support of UN HeForShe Movement pertama kali diadakan pada 2024. Pada 2025, inisiatif ini melibatkan dewan juri eksternal, termasuk Jaleswari Pramodhawardani, Kepala LAB 45; Choirul Anam, Komisioner Kompolnas; Nur Hasyim, Co-Founder Aliansi Laki-Laki Baru; Ratna Batara Munti, Wakil Ketua Komnas Perempuan; dan Sonya Helen Sinombor, Jurnalis Perempuan, serta berkolaborasi dengan UN Women sebagai mitra pendamping teknis.
Sebelum menerima penghargaan, kandidat melalui proses nominasi internal, evaluasi kebijakan, penilaian substansi program, dan verifikasi lapangan untuk menilai dampak nyata pada internal Polri dan komunitas sekitar. Penilaian didasarkan pada tiga dimensi utama: Kepemimpinan dan Partisipasi, Dampak dan Pengaruh Positif, serta Keberlanjutan. Tahun ini, 2 Kasatker Mabes Polri dan 27 Kasatwil/Kapolda mengikuti proses nominasi. Setelah seleksi, 8 kandidat terpilih menjalani visitasi untuk diverifikasi langsung oleh tim juri.
Dewan juri memberikan respons positif terhadap penilaian ini. Jaleswari Pramodhawardani menekankan pentingnya transformasi Polri yang terukur dari kemampuannya melindungi warga secara setara. Choirul Anam menilai pemimpin Polri harus menghadirkan keadilan bagi yang rentan. Nur Hasyim menyatakan kesetaraan adalah tanggung jawab bersama, termasuk laki-laki dalam keamanan publik. Ratna Batara Munti menyebut program perlindungan korban sebagai investasi kemanusiaan. Sonya Helen Sinombor menekankan pentingnya transparansi dan kinerja perlindungan korban kepada publik.
Ulziisuren Jamsran, UN Women Indonesia Representative and Liaison ASEAN, menyatakan, “Ketika laki-laki turut memperjuangkan kesetaraan, institusi menjadi lebih kuat, lebih dipercaya, dan lebih tangguh.” UN Women berkolaborasi dengan Polri untuk memperkuat reformasi kelembagaan, memperluas peluang kepemimpinan perempuan, dan membangun layanan kepolisian yang lebih inklusif, terpercaya, dan berlandaskan hak asasi manusia.
Karobinkar SSDM Polri menutup dengan menyatakan bahwa HeForShe Awards bukan sekadar apresiasi, tetapi komitmen jangka panjang Polri untuk membangun institusi yang inklusif dan melindungi setiap warga tanpa pengecualian. Penghargaan ini menjadi bagian dari strategi Polri dalam mendukung Pengarusutamaan Gender (PUG), peningkatan kepemimpinan perempuan di tubuh Polri, serta penguatan layanan dan pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan, untuk menciptakan keamanan bagi semua, yaitu keamanan yang melindungi setiap individu tanpa diskriminasi.



















