Bedah Jurusan Farmasi: Menilik Studi, Prospek Karir, dan Tantangan di Dunia Kefarmasian ~ Headline.co.id (Jakarta). Jurusan Farmasi kini semakin diminati sebagai pilihan studi di bidang kesehatan, di dalamnya menggabungkan ilmu kimia dan kesehatan untuk menghasilkan obat-obatan dan layanan kefarmasian berkualitas. Seiring dengan perkembangan teknologi dan peningkatan kebutuhan pelayanan kesehatan, prospek karir bagi lulusan Farmasi kian berkembang meski di baliknya terdapat tantangan tersendiri.
Baca juga: Jurusan Desain Grafis: Pilar Utama Mengasah Kreativitas dan Membangun Karir di Era Digital
Pengertian Umum
Dilansir Headline Media dari kanal YouTube Dr. Bagus Satrio Utomo pada Senin (24/3), secara umum, ilmu Farmasi mempelajari berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan, produksi, penggunaan, dan pengelolaan obat. Mahasiswa jurusan Farmasi dibekali dengan pemahaman mendalam tentang farmakologi, yaitu ilmu yang mempelajari efek obat terhadap tubuh manusia.
Tak hanya itu, mereka juga mempelajari Farmasi Sains dan Teknologi yang berfokus pada inovasi dan pengembangan produk obat, serta Farmasi Industri yang menekankan proses produksi obat dalam skala besar. Ada pula spesialisasi seperti Farmasi Klinik yang mengutamakan penerapan ilmu kefarmasian dalam pelayanan rumah sakit dan apotek, serta Biofarmasi dan Bioteknologi yang berkaitan dengan penelitian dan sintesis obat-obatan dengan memanfaatkan teknologi modern.
Baca juga: Sales Marketing Adalah? Pengertian, Tugas, dan Peran Pentingnya dalam Dunia Bisnis
Studi Tentang Farmasi
Di bangku perkuliahan, mahasiswa Farmasi tidak hanya dituntut menguasai ilmu dasar kesehatan dan kimia, tetapi juga diberikan pelatihan dalam hal manajemen, etika profesi, dan komunikasi. Kemampuan-kemampuan ini sangat penting untuk mendukung mereka ketika nantinya harus berinteraksi dengan pasien, tenaga medis lain, dan pihak industri. Sebagai contoh, dalam praktik Farmasi Klinik, seorang apoteker dituntut untuk mampu memberikan konsultasi obat secara tepat, memberikan penjelasan mengenai dosis dan efek samping, serta memastikan penggunaan obat yang aman bagi pasien.
Prospek Kerja Jurusan Farmasi
Tak heran jika prospek pekerjaan di dunia kefarmasian cukup beragam. Lulusan Farmasi memiliki peluang untuk bekerja sebagai asisten apoteker di apotek, rumah sakit, atau klinik. Banyak pula yang melanjutkan studi untuk menjadi apoteker profesional dengan mengikuti program pendidikan profesi. Di samping itu, lulusan Farmasi juga dapat bekerja di industri farmasi sebagai tenaga ahli di bidang produksi, penelitian dan pengembangan (R&D), serta pemasaran produk obat. Bahkan, peluang untuk menjadi dosen atau peneliti di perguruan tinggi juga terbuka lebar bagi mereka yang berminat mendalami aspek akademik.
Prakiraan Gaji
Dalam hal kompensasi, gaji lulusan Farmasi pun cukup bervariasi tergantung pada posisi dan pengalaman. Untuk level entry atau baru lulus, gaji asisten apoteker di sektor swasta umumnya berada di kisaran Rp3 juta hingga Rp5 juta per bulan. Sementara itu, bagi yang memilih jalur Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai apoteker, gaji dapat mencapai Rp5 juta hingga Rp8 juta per bulan dengan adanya stabilitas kerja yang lebih tinggi.
Bagi apoteker yang telah menjalani pendidikan profesi dan telah disumpah, pendapatan bisa menembus angka di atas Rp10 juta per bulan, bahkan mencapai Rp20 juta, terutama jika bekerja di rumah sakit besar atau perusahaan farmasi terkemuka. Selain itu, bagi mereka yang berkarir di industri atau sebagai peneliti, potensi penghasilan bisa lebih tinggi lagi, terutama jika berhasil mendapatkan posisi sebagai manajer atau dosen dengan jabatan guru besar.
Baca juga: Apa Itu Taruna? Calon Pemimpin Bangsa yang Berdedikasi Tinggi
Apa Sih Tantangan Jurusan Farmasi?
Namun, jurusan Farmasi juga tak lepas dari tantangan. Beban studi di jurusan ini dikenal cukup berat, di mana mahasiswa harus menguasai banyak mata kuliah teknis yang memerlukan ketelitian tinggi dan pemahaman mendalam tentang ilmu kimia serta biologi. Persaingan di dunia kerja pun cukup ketat karena jumlah lulusan yang terus meningkat, sehingga lulusan diharapkan memiliki keunggulan kompetitif, baik dari segi kemampuan akademis maupun soft skills. Di samping itu, teknologi dan otomasi juga mulai merambah ke sektor kesehatan, yang berarti lulusan harus terus mengikuti perkembangan dan meningkatkan kemampuan agar tidak tertinggal.
Meskipun demikian, stabilitas kerja di bidang Farmasi cenderung tinggi. Menurut data terbaru, tingkat pengangguran lulusan Farmasi di Indonesia relatif rendah, dengan hanya sekitar 2 persen lulusan yang mengalami kesulitan mencari pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun tantangan ada, kebutuhan akan tenaga kefarmasian tetap tinggi, terutama di sektor kesehatan dan industri farmasi yang terus berkembang.
Baca juga: Enumerator Adalah? Ini Pengertian, Tugas, Keterampilan, dan Kompensasi dalam Dunia Survei
Nilai Kepuasan Lulusan Tinggi
Selain aspek finansial dan pekerjaan, banyak lulusan Farmasi yang menyatakan tingkat kepuasan kerja yang cukup baik. Kepuasan tersebut tidak hanya diukur dari gaji, tetapi juga dari kebermaknaan profesi yang dirasakan, terutama ketika mereka dapat memberikan kontribusi langsung dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Bagi banyak profesional di bidang ini, kepuasan bekerja juga datang dari rasa tanggung jawab sosial yang tinggi dan kesempatan untuk terus belajar dan berinovasi.
Secara keseluruhan, jurusan Farmasi menawarkan prospek karir yang luas dan beragam meskipun tantangan akademik dan kompetitif di dunia kerja tidak bisa dianggap remeh. Dengan penguasaan ilmu yang mendalam, keterampilan komunikasi yang baik, serta kemampuan problem solving, lulusan Farmasi diharapkan dapat berkontribusi secara signifikan dalam pengembangan sektor kesehatan dan industri farmasi.
Melalui pendidikan dan pelatihan yang terus ditingkatkan, profesi ini diharapkan mampu menjawab tantangan global di bidang kesehatan, serta memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Baca juga: Teknik Industri Adalah? Kunci Inovasi dan Efisiensi di Era Digital