PDIP Bertekad Hindari Pilkada Tunggal di Jakarta, Jalin Komunikasi dengan PKB
Jakarta – Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bertekad untuk menghindari pilkada di Jakarta hanya diisi oleh pasangan calon tunggal pada Pemilihan Umum 2024. Hal tersebut ditegaskan oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat bidang Ideologi dan Kaderisasi PDIP, Djarot Saiful Hidayat.
“PDIP tidak akan membiarkan pilkada, khususnya di Jakarta, hanya diisi oleh pasangan calon tunggal,” kata Djarot kepada awak media, Rabu (7/8).
Untuk mewujudkan hal tersebut, PDIP secara intensif menjalin komunikasi dengan partai lain, salah satunya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Menurut Djarot, elit PDIP telah melakukan pembicaraan dengan kader PKB untuk membangun kerja sama di pilkada.
“Dengan PKB, kami siap mengusung calon sendiri,” ujar Djarot.
PDIP dan PKB memiliki total 25 kursi di DPRD Jakarta, yakni PDIP 15 kursi dan PKB 10 kursi. Namun, untuk dapat mengusung pasangan calon di pilkada, sebuah partai politik harus memiliki minimal 22 kursi di DPRD. Artinya, koalisi PDIP dan PKB masih membutuhkan tambahan dukungan.
Wakil Ketua Umum PKB, Jazilul Fawaid, tidak membantah adanya komunikasi politik antara kedua partai. Namun, ia menegaskan bahwa PKB juga membuka komunikasi dengan seluruh partai politik, termasuk yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).
“Semua komunikasinya cair, makanya kami tidak menutup pintu,” kata Jazilul.
Sementara itu, Djarot Saiful Hidayat juga mengungkapkan bahwa PDIP telah melakukan komunikasi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Namun, komunikasi tersebut tidak bertujuan untuk mengubah peta pencalonan yang telah dilakukan PKS, yang telah menduetkan Anies Baswedan dan Sohibul Iman.
“Kami menghormati keputusan PKS yang sudah menduetkan Anies-Sohibul Iman,” ucap Djarot.
Artikel ini disadur dari Cegah Pilkada Jakarta Lawan Kotak Kosong, PDIP Jalin Komunikasi Intensif dengan PKB




















