Headline.co.id (Sleman). Diare dan infeksi saluran pernapasan (ISPA) telah menjadi sejumlah penyakit yang perlu mendapatkan perhatian serius dari masyarakat selama musim kemarau. Kasus-kasus tersebut semakin melonjak selama musim kemarau yang sedang berlangsung.
Baca juga: Cari Klinik Kecantikan di Jogja, ini 7 Rekomendasi Terbaik Harga Bersahabat
Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Sleman, Khamidah Yuliati, mengungkapkan bahwa selama musim kemarau, kasus ISPA kerap ditemukan. “Di musim kemarau atau pancaroba seperti ini yang banyak adalah batuk, pilek, biasanya ISPA, penyakit-penyakit ISPA,” kata Yuliati pada Kamis (5/10/2023).
Perubahan cuaca yang ekstrem, angin kencang, dan terbentuknya debu menjadi faktor-faktor yang dapat memicu munculnya kasus batuk, pilek, dan ISPA. “Kondisi ini dipengaruhi oleh perubahan cuaca yang ekstrem, angin yang kencang, serta keberadaan debu yang beterbangan, terutama jika ada masalah sampah seperti yang terjadi baru-baru ini,” tambahnya.
Selain penyakit-penyakit tersebut, diare juga menjadi ancaman selama musim kemarau. Keterbatasan pasokan air bersih dan kurangnya higienitas dapat memicu penyebaran penyakit diare. “Diare umumnya muncul akibat keterbatasan air. Terutama pada anak-anak, yang sering kali lupa menjaga kebersihan tangan mereka setelah bermain atau beraktivitas,” tegasnya.
Baca juga: Dinkes DIY Ingatkan Masyarakat soal Psoriasis di Tengah Musim Panas
Peneliti dari Pusat Kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada, dr. Ida Safitri, sebelumnya juga telah menggarisbawahi pentingnya memperhatikan kelompok populasi anak-anak selama musim kemarau. Salah satu perhatian utama adalah potensi peningkatan infeksi yang menular melalui jalur fecal oral, yang dapat dialami oleh anak-anak.
Di musim kemarau, ketika pasokan air bersih mungkin berkurang, penyakit-penyakit yang disebabkan oleh konsumsi air yang kurang bersih atau tercemar oleh bakteri berpotensi meningkat. Hal ini dapat memicu kasus diare dan tifus.
Untuk mencegah penyebaran kedua penyakit tersebut, masyarakat perlu memerhatikan gejala yang muncul. “Jika ada gejala seperti demam, sakit perut, mual, muntah, atau diare, segera bawa ke fasilitas kesehatan terdekat,” tegas Ida Safitri.
Baca juga: Guru Besar Soroti Peran Krusial Apoteker Dalam Program Rujuk Balik Peserta JKN
“Pencegahan adalah kunci agar tidak tertular, dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang diolah dengan benar, memasak air minum hingga mendidih, menjaga makanan dan minuman dari paparan lalat, membuang sampah dengan benar untuk menghindari lalat sebagai vektor, serta mencuci tangan sebelum makan dan minum,” tambahnya.
Ketika musim kemarau masih berlangsung, kesadaran dan tindakan pencegahan yang tepat dapat membantu melindungi kesehatan masyarakat dari risiko penyakit tersebut.
Baca juga: Manfaat Daun Sirih untuk Kesehatan Wanita, Gigi, Kulit, Pencernaan Hingga Mata
Baca juga: 13+ Manfaat Daun Kelor Untuk Kesehatan Serta Kajian Dalam Alquran dan Penelitian





















