HeadLine.co.id, (Sleman) – Polisi telah menetapkan tiga Pembina Pramuka SMPN 1 Turi menjadi tersangka kasus susur Sungai Sempor yang telah menewaskan 10 orang peserta. Kini para tersangka telah mendekam ditahanan Polres Sleman.
Penampilan mereka yang berbeda sempat disoroti oleh warganet salah satunya akun twitter @PBPGRI_OFFICIAL dalam cuitannya mengatakan “Kegiatan bersifat outdoor di tengah cuaca seperti ini tdk dpt dibenarkan. Kesalahan apalagi kehilangan nyawa anak2 tercinta wajib diproses. Semua sama di depan hukum. Mmperlakukan guru dibotakin, digiring di jalanan sdh kah sesuai SOP? Yuk sama2 teduh hati.” tweet akun tersebut pada tanggal (25/02).
Baca Juga: Polda DIY Menetapkan Dua Tersangka Baru Dalam Kegiatan Pramuka SMPN 1 Turi
Menanggapi hal itu, tersangka yang berinisial IYA mewakili ketiga pembina Pramuka tersebut mengatakan kalau keadaannya selama berada di tahanan Polres Sleman baik. Dia mengatakan polisi memperlakukannya dengan baik.
“Jadi di sini kami baik-baik saja, tidak ada tekanan apapun, kami diperlakukan baik,” ujar IYA (36).
IYA juga meluruskan kabar yang beredar tentang pembotakan ketiganya. Ia mengatakan jika keinginan tersebut murni permintaannya.
“Jadi kalau gundul itu memang permintaan kami. Jadi pada dasarnya demi keamanan, karena kalau saya tidak gundul banyak yang melihat saya itu (mudah dikenali),” ungkapnya.
Baca Juga: Pembina Pramuka Sekaligus Guru Olahraga SMPN 1 Turi Ditetapkan Sebagai Tersangka
IYA menjelaskan kalau ia tidak ingin dibeda-bedakan dengan tahanan lain. Karena, di dalam tahanan semua berpenampilan sama. Menurutnya, penyeragamanan penampilan juga terkait dengan keselamatannya.
“Kalau gundul kan sama-sama di dalam gundul juga jadi ini permintaan kami. Termasuk pakaian juga kami samakan kalau berbeda nanti saya juga takut. Tapi kalau di dalam sama-sama gundul, bajunya juga sama, jadi melihatnya nggak terlalu bisa spesifik ke saya,” tutur IYA.
IYA menepis isu yang beredar kalau mereka dibawah tekanan polisi bahkan polisi memberi dukungan kepada ketiganya. “Kami bertiga pasti di-support diberi dukungan moral sehingga hati kami semakin kuat,” tutupnya.
Baca Juga: Jangan Larang Suami Mancing, Belajar Dari Sosok Kodir
Menurut, Kapolres Sleman AKBP Rizky Ferdiansyah mengatakan kepada awak media, pada prinsipnya polisi telah melakukan penanganan hukum dengan sangat hati-hati. Apalagi kasus ini telah menjadi perhatian nasional
Pernyataan IYA ini disampaikan saat mereka mendapat kunjungan dari Pemerintah Kabupaten Sleman bersama perwakilan PGRI DIY dan LKBH PGRI DIY di Polres Sleman. Kedatangan tersebut untuk meninjau langsung kondisi ketiga pembina yang menjadi tersanga tersebut.




















