Headline.co.id, Jakarta ~ Pembudidaya lele sering menghadapi tantangan dalam proses penyortiran manual selama musim panen. Proses ini tidak hanya memakan waktu, tetapi juga rentan terhadap kesalahan manusia, terutama ketika jumlah lele yang dipanen sangat banyak. Menanggapi permasalahan ini, tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penerapan Iptek (PKM-PI) mengembangkan Smart Fish Sorter (SFS), sebuah alat sortir lele otomatis berbasis sensor. Alat ini dirancang untuk memudahkan proses penyortiran lele, terutama saat panen, sehingga hasil sortir lebih akurat.
Program ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi mitra. Tim SFS terdiri dari Clarissa Cindy Marta Devany, Raisa Nayyara Sabita, dan Aulia Syifa Hasanah dari Program Studi Akuakultur, Abram Adityaswara dari Program Studi Teknik Pengelolaan dan Perawatan Alat Berat, serta Tazakka Arifin Nutriatma dari Program Studi Elektronika dan Instrumentasi. Tim ini dibimbing oleh Dr. Ega Adhi Wicaksono, S.Pi., dosen Akuakultur di Departemen Perikanan Fakultas Pertanian UGM.
Raisa Nayyara, mahasiswi Akuakultur Fakultas Pertanian UGM, menyatakan bahwa kehadiran Smart Fish Sorter memberikan kemudahan bagi pembudidaya lele dalam mendapatkan hasil sortir yang seragam sesuai bobot lele tanpa memerlukan tenaga besar. Ketua tim PKM-PI, Clarissa Cindy Marta Devany, menambahkan bahwa alat ini dikembangkan untuk mengatasi ketidakakuratan sortir manual. Alat ini dilengkapi dengan load cell untuk menimbang bobot lele dan sensor ultrasonic untuk menghitung jumlah lele secara otomatis.
Cara kerja alat ini melibatkan lele yang jatuh ke main hooper dan tertimbang di weight plate yang dilengkapi load cell. Lele kemudian didorong oleh swivel arm pendorong dan ditangkap oleh swivel arm penangkap sesuai kategori bobot. Lele yang sudah disortir akan jatuh melewati secondary hooper dan jumlahnya dihitung otomatis oleh sensor ultrasonic. “Alat ini kami lengkapi dengan 6 bagian swivel arm penangkap sehingga rentang bobot lele yang disortir lebih beragam sesuai kebutuhan panen mitra,” jelas Abram Adityaswara, mahasiswa Teknik Pengelolaan dan Perawatan Alat Berat.
Selain keakuratannya, alat ini juga ramah lingkungan. Tazakka Arifin Nutriatma, mahasiswa Elektronika dan Instrumentasi, menjelaskan bahwa Smart Fish Sorter menggunakan sistem hybrid sebagai sumber energi. Penggunaan solar panel sebagai sumber energi utama memudahkan mitra dalam penggunaan alat dengan memanfaatkan energi matahari. “Selain itu, SFS juga dilengkapi sumber energi cadangan PLN konvensional sehingga alat ini dapat digunakan di mana saja dan kapan saja,” tambahnya.
Smart Fish Sorter diharapkan dapat membantu pembudidaya lele dalam menyortir lele dengan mudah dan akurat, serta meningkatkan produktivitas yang berpengaruh pada profit. “Kami berharap alat ini menjadi solusi yang berdampak positif bagi produktivitas pembudidaya lele dan berperan dalam kemandirian usaha budidaya yang berkelanjutan,” ujar Aulia Syifa Hasanah.




















