Headline.co.id (Jakarta) ~ Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) memastikan tidak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam gelombang unjuk rasa dan kerusuhan besar yang melanda Tanzania pasca pemilihan umum pada Rabu, 29 Oktober 2025. Pernyataan resmi tersebut disampaikan Kemlu RI melalui akun media sosial X pada Sabtu (1/11/2025), setelah melakukan pemantauan intensif terhadap situasi keamanan di negara Afrika Timur itu.
Juru Bicara Kemlu RI menyampaikan bahwa pihaknya bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Dar Es Salaam terus berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk memastikan keselamatan seluruh WNI yang berada di wilayah Tanzania. “Kemlu RI bersama KBRI Dar Es Salaam aktif memantau perkembangan situasi di Tanzania serta memastikan seluruh WNI dalam keadaan aman,” ujar pernyataan resmi Kemlu RI.
Berdasarkan data terbaru per September 2025, tercatat terdapat 112 WNI yang menetap di Tanzania, dengan sebaran terbesar berada di wilayah Dar Es Salaam dan Zanzibar. Hingga saat ini, seluruh WNI dikabarkan dalam kondisi selamat dan belum ada laporan yang mengindikasikan keterlibatan atau menjadi korban dalam kerusuhan tersebut.
Meski situasi dinyatakan aman, Kemlu RI tetap mengimbau seluruh WNI untuk meningkatkan kewaspadaan. “Kami mengimbau agar WNI menjauhi lokasi kerumunan massa dan tetap mematuhi aturan serta imbauan yang dikeluarkan pemerintah setempat,” lanjut pernyataan tersebut.
Baca juga: BNPB Catat 26 Bencana di Awal November: Didominasi Banjir dan Cuaca Ekstrem, Ribuan Warga Terdampak
Sebagai langkah antisipatif, Kemlu RI juga membuka saluran komunikasi darurat bagi WNI yang membutuhkan bantuan melalui nomor hotline KBRI Dar Es Salaam di +255-78-60098701. Langkah ini merupakan bagian dari upaya perlindungan maksimal pemerintah terhadap warga negara di luar negeri.
Sementara itu, situasi di Tanzania masih dilaporkan belum sepenuhnya stabil. Unjuk rasa besar-besaran terjadi menjelang dan sesudah pemilu umum yang diwarnai kekecewaan publik terhadap proses politik yang dinilai tidak adil. Gelombang protes pecah setelah salah satu calon presiden dari pihak oposisi didiskualifikasi, memicu ketegangan nasional.
Menurut laporan media lokal, sedikitnya 700 warga Tanzania dilaporkan tewas dalam tiga hari pertama gelombang protes berlangsung. Bentrokan antara aparat keamanan dan demonstran terjadi di sejumlah wilayah, termasuk Dar Es Salaam dan Dodoma.
Baca juga: Prabowo Ajak Negara APEC Perkuat UMKM dan Perangi Kejahatan Lintas Batas demi Ekonomi Inklusif
Melalui langkah cepat dan pemantauan berkelanjutan, Kemlu RI menegaskan komitmennya untuk melindungi WNI di luar negeri sesuai amanat Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri. Pemerintah Indonesia juga terus memantau dinamika politik di Tanzania sambil memastikan agar seluruh WNI dapat menjalankan aktivitas dengan aman dan tertib.
Dengan komunikasi aktif antara Kemlu, KBRI, dan masyarakat WNI di Tanzania, pemerintah berharap situasi segera kondusif dan tidak berdampak terhadap keberadaan warga Indonesia di negara tersebut.
Baca juga: BNPB Tinjau Penanganan Banjir Semarang, Bentuk Satgas Pompanisasi dan Tambah Armada Operasi Cuaca


















