Headline.co.id (Semarang) ~ Banjir yang melanda Kota Semarang lebih dari dua pekan terakhir mendorong Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengambil langkah cepat dan terpadu. Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, turun langsung meninjau sejumlah titik kritis banjir di Semarang pada Jumat (31/10), untuk memastikan sistem tata air berfungsi optimal dan hambatan teknis segera diatasi. Peninjauan dilakukan sebagai bagian dari upaya mempercepat normalisasi wilayah terdampak.
Budi meninjau Rumah Pompa Tenggang di Kelurahan Terboyo Kulon sebagai lokasi pertama. Seluruh pompa di lokasi itu dipastikan berfungsi mengalirkan air ke Kolam Retensi Terboyo. Untuk mempercepat penurunan genangan, BNPB bersama instansi terkait juga mengerahkan pompa portabel tambahan.
“Alhamdulillah. Hari ini sudah terealisasi. Seluruh pompa sudah hidup,” ujar Budi usai memastikan seluruh sistem pompanisasi beroperasi.
Peninjauan dilanjutkan ke pintu pembuangan air Kolam Retensi Terboyo yang terletak di kawasan proyek Tol Laut. Area tersebut juga dirancang sebagai tanggul penahan rob agar air laut tidak melimpas ke daratan. Namun, hasil observasi menunjukkan dua pintu pembuangan air masih berfungsi ganda sebagai jembatan sementara kendaraan proyek, sehingga aliran air ke laut belum optimal.
Untuk memastikan kendala teratasi, Budi bersama tim melakukan peninjauan menggunakan perahu karet. Dari hasil pengecekan, ditemukan sejumlah hambatan teknis yang membutuhkan penanganan lintas sektor secara cepat. BNPB segera berkoordinasi dengan BPBD Jawa Tengah, Balai Besar Pembangunan Jalan Nasional (BBPJN), Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Kodam IV/Diponegoro, serta pihak pengembang proyek.
Langkah korektif langsung diambil di lapangan, seperti pembongkaran bagian yang menghambat laju air dan pembuatan sodetan baru agar aliran ke laut lebih lancar. Selain itu, BNPB juga mendorong pemasangan pompa tambahan di titik rawan genangan oleh BBWS.
“Pompa-pompa juga akan kita tempatkan di ujung, yang menjadi sumber masalah. Kalau sudah kita tempatkan, semoga dapat lebih mengurangi genangan air,” kata Budi menambahkan.
Sebagai tindak lanjut, BNPB membentuk Satuan Tugas (Satgas) Pompanisasi, yang bertugas memastikan seluruh pompa bekerja maksimal selama 24 jam dan menangani kendala teknis di lapangan secara cepat.
Baca juga: BNPB Catat 26 Bencana di Awal November: Didominasi Banjir dan Cuaca Ekstrem, Ribuan Warga Terdampak
“Alhamdulillah. Satgas pompanisasi sudah terbentuk dan mulai bekerja. Sudah ada juga grup jaringan komunikasi, sehingga jika ada trouble akan segera ditangani,” ujar Budi.
Selain penanganan di darat, BNPB juga memperkuat mitigasi cuaca dengan menambah satu armada pesawat dalam Operasi Modifikasi Cuaca (OMC). Pesawat tambahan tersebut kini beroperasi dari Bandara Adi Soemarmo, Solo, mendukung operasi yang telah berjalan di Bandara Ahmad Yani, Semarang. Operasi OMC memanfaatkan penyemaian bahan Natrium Klorida (NaCl) dan Kalsium Oksida (CaO) pada awan potensial hujan di perairan utara dan selatan Jawa.
“Selain pompanisasi, kita juga melaksanakan operasi modifikasi cuaca. Dari satu pesawat sudah kita tambahkan jadi dua. Satu ada di Ahmad Yani dan satunya lagi ada di Adi Soemarmo, Solo,” jelas Budi.
Baca juga: Kapolri Ajak Mahasiswa Jadi Aktor Utama Menuju Indonesia Emas 2045




















