Headline.co.id (Jogja) ~ Kasus balita meninggal akibat cacingan di Sukabumi, Jawa Barat menuai keprihatinan. Dosen Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes) Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, Endang Koni Suryaningsih menegaskan cacingan tidak bisa dianggap penyakit ringan karena berpotensi menimbulkan komplikasi serius hingga kematian.
“Kasus meninggalnya balita di Sukabumi akibat cacingan sangat memprihatinkan dan menjadi peringatan bagi kita semua. Banyak masyarakat masih menganggap cacingan sebagai penyakit ringan, padahal bila tidak ditangani dapat menimbulkan komplikasi serius seperti anemia berat, kekurangan gizi, hingga gangguan tumbuh kembang anak,” ujar Endang Koni, Kamis (21/8/2025).
Menurutnya, cacingan dapat melemahkan daya tahan tubuh anak sehingga rentan terkena penyakit lain. Dalam kondisi tertentu, penyakit ini dapat menyebabkan kematian akibat organ vital tidak bekerja optimal karena kekurangan suplai oksigen. “Cacingan bukan sekadar penyakit ringan, melainkan ancaman serius bagi tumbuh kembang bahkan keselamatan jiwa anak, terutama bila terlambat ditangani,” tegasnya.
Endang menjelaskan, anak berisiko tinggi terkena cacingan jika sering bermain tanpa alas kaki, jarang mencuci tangan, memiliki kuku kotor, mengonsumsi makanan yang tidak higienis, serta tinggal di lingkungan dengan sanitasi buruk. Faktor gizi juga berperan penting, sebab anak bergizi baik lebih mampu melawan infeksi dibandingkan anak dengan gizi buruk.
Gejala cacingan pada anak kerap tidak terlihat jelas, namun beberapa tanda perlu diwaspadai. Di antaranya nafsu makan menurun, perut tampak buncit, berat badan sulit naik, anak pucat dan lemas, sering sakit perut, serta gatal di sekitar anus pada malam hari. Gejala lainnya meliputi anak mudah rewel, sulit konsentrasi, dan daya tahan tubuh menurun.
“Tanda bahaya cacingan yang harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan adalah bila anak tampak sangat pucat, lemas, sesak napas, atau muntah dan buang air besar keluar cacing. Kondisi ini menunjukkan infeksi sudah berat dan bisa mengancam nyawa,” jelas Endang.
Upaya pencegahan, lanjutnya, dapat dilakukan dengan membiasakan anak mencuci tangan memakai sabun, menjaga kebersihan kuku, menggunakan alas kaki, serta memastikan makanan dan minuman higienis. Selain itu, pemberian obat cacing rutin setiap enam bulan juga penting untuk memutus siklus infeksi dan mencegah anemia serta gizi buruk.
Ia menambahkan, keberadaan Posyandu, sekolah, dan kader desa sangat penting dalam mendukung pencegahan. Posyandu berperan membagikan obat cacing dan memantau tumbuh kembang anak, sekolah mengajarkan kebiasaan hidup bersih, sementara kader desa mengedukasi keluarga dan menjaga sanitasi lingkungan.
“Pesan saya jangan anggap remeh cacingan. Penyakit ini bisa menghambat tumbuh kembang anak bahkan berujung fatal. Biasakan hidup bersih dan beri obat cacing rutin agar anak tetap sehat dan terlindungi,” tutup Endang.




















