Headline.co.id (Gunungkidul) ~ Meski hujan masih sesekali mengguyur sebagian wilayah, namun sejumlah daerah di Kabupaten Gunungkidul mulai merasakan dampak kekeringan. Warga pun harus membeli air tangki hingga mengajukan bantuan droping air bersih kepada pemerintah setempat.
Baca juga: Dua Pria di Bantul Ditangkap Polisi Usai Curi Motor di Area Persawahan
Lurah Giripurwo, Kapanewon Purwosari, Supriyadi, mengatakan kekeringan mulai terasa sejak pertengahan Juli lalu. Kondisi ini membuat warga kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
“Sejak Juli lalu sudah banyak yang membeli air dan mengajukan ke kalurahan, kemudian kami usulkan ke Kapanewon Purwosari,” ujar Supriyadi, Sabtu (16/8/2025).
Menurutnya, warga yang memiliki kemampuan ekonomi lebih memilih membeli air tangki dengan harga sekitar Rp150.000 per tangki, bergantung pada jarak tempuh dan medan yang harus dilalui. Sementara warga kurang mampu mengandalkan bantuan pemerintah melalui droping air bersih.
Baca juga: Hendak Belanja Tirakatan, Mobil Warga Selogiri Ditabrak KA Batara Kresna, Satu Tewas
Hal serupa juga terjadi di wilayah selatan Gunungkidul. Panewu Tepus, Subiyantoro, menyebut warganya mulai kesulitan air sejak bulan Juli. Pemerintah kapanewon pun segera menyalurkan bantuan.
“Juli kami sudah droping air sebanyak 120 tangki, sedangkan di Agustus ini 20 tangki,” ungkap Subiyantoro.
Tahun ini, Kapanewon Tepus mengalokasikan anggaran sebesar Rp76,5 juta untuk pengadaan 450 tangki air bersih. Bantuan tersebut diprioritaskan bagi warga di Kapanewon Sidoharjo, Purwodadi, dan Tepus. Adapun dua kalurahan lain, yakni Sumberwungu dan Giripanggung, masuk dalam daftar penyaluran air bersih yang dikelola oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul.
Baca juga: Kebakaran Gudang Perkakas di Donokerto Sleman, Empat Unit Damkar Diterjunkan
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunungkidul, Sumadi, menyatakan hingga pertengahan Agustus ini pihaknya belum menerima permintaan resmi droping air. Meski demikian, pihaknya telah memetakan sejumlah wilayah yang rawan kekeringan.
“Sejauh ini kalau yang di BPBD belum ada. Tapi kalau yang di kapanewon sepertinya sudah ada yang droping air,” jelas Sumadi.
BPBD Gunungkidul sendiri menyiapkan sekitar 1.300 tangki air bersih untuk program penanganan kekeringan tahun 2025. Namun, Sumadi mengakui kondisi kemarau kali ini berbeda dari tahun sebelumnya.
“Meski sudah pertengahan musim kemarau, masih ada hujan di beberapa daerah. Ini juga berpengaruh pada jumlah permintaan droping air,” pungkasnya.
Baca juga: RAPBN 2026: Anggaran Pendidikan Tembus Rp757,8 Triliun, Fokus Cetak SDM Unggul
Penulis: Wahyu | Editor: Wawan
















