Jejak Sejarah Kubah: Dari Mediterania hingga Masjid Islam ~ Headline.co.id (Berita Religi). Kubah sering kali menjadi elemen ikonik dari bangunan masjid. Hampir setiap masjid di seluruh dunia menjadikan kubah sebagai penanda identitasnya. Namun, tahukah Anda bahwa akar sejarah kubah tidak berasal dari tradisi Islam?
Secara historis, Islam tidak memiliki tradisi arsitektur khusus yang diwajibkan untuk tempat ibadahnya. Pilihan desain masjid diserahkan kepada akal budi manusia, memungkinkan setiap budaya menyesuaikan arsitekturnya.
Baca juga: Kapolda DIY Pimpin Gerakan Tanam Jagung Serentak 1 Juta Hektare di Bantul
Menurut arsip detikEdu, kata “kubah” berasal dari bahasa Latin domus, yang berarti “rumah”. Orang Arab menyebutnya sebagai qubba atau kubba, yang diambil dari bahasa Suriah dengan arti “bangunan setengah lingkaran”.
Peran Kubah Sebelum Era Islam
Jauh sebelum Islam hadir, kubah telah dikenal dalam dunia arsitektur di wilayah Mediterania. Bangunan berkubah digunakan untuk tujuan estetika maupun praktis, seperti menciptakan ruang yang luas dan meningkatkan sirkulasi udara.
Seiring perkembangan waktu, arsitektur kubah mulai diadaptasi oleh Islam, menandai perpaduan budaya dan inovasi arsitektur.
Baca juga: Kronologi Kecelakaan Mini Bus dan Sepeda Ontel di Sentolo, Satu Korban Luka Serius
Masjid Pertama dengan Kubah: Qubbat as-Sakhrah
Pembuat Kubah Masjid atau Penggunaan kubah dalam arsitektur masjid tercatat pertama kali pada abad ke-7 melalui Masjid Qubbat as-Sakhrah atau Dome of the Rock di Yerusalem. Masjid ini dibangun di masa Kekhalifahan Umayyah, pada tahun 685-691 M, di bawah arahan Khalifah Abdul Malik bin Marwan.
Kubah Masjid Qubbat as-Sakhrah, yang tingginya mencapai 39,3 meter, dipengaruhi oleh gaya arsitektur Bizantium. Di bawah kubahnya terdapat batu suci, sakhrah muqaddasah, yang diyakini sebagai tempat Nabi Muhammad SAW memulai perjalanan Mi’raj.
Baca juga: Sudah Tertangkap, Pengurus Mushola Al-Furqon Kotagede Pilih Maafkan Pelaku Pencurian kotak infak
Dua arsitek Muslim Palestina, Raja’ bin Hayat dari Bitsan dan Yazid bin Salam dari Yerusalem, turut andil dalam pembangunan masjid ini. Karya mereka menciptakan warisan arsitektur monumental yang menginspirasi masjid-masjid di seluruh dunia.
Kelebihan Kubah dalam Arsitektur
Jeffrey O Hill, seorang pakar arsitektur, menyebutkan bahwa kubah memberikan berbagai manfaat. Selain memperluas ruang, kubah meningkatkan sirkulasi udara dalam bangunan. Keunggulan ini membuat kubah ideal tidak hanya untuk masjid, tetapi juga untuk berbagai bangunan lainnya.
Di beberapa negara, bentuk kubah diadopsi untuk bangunan non-religius. Misalnya, Palace of Justice di Malaysia dan Mahkamah Konstitusi RI memanfaatkan kubah sebagai elemen desainnya.
Baca juga: Polsek Sewon Berhasil Tangkap Pelaku Pencurian Sepeda Motor dan Senapan Angin
Kubah, Simbol Perpaduan Budaya dan Fungsionalitas
Dari masa ke masa, bentuk dan desain kubah terus berkembang, mencerminkan adaptasi budaya dan inovasi arsitektur. Kini, kubah tidak hanya menjadi ciri khas masjid, tetapi juga lambang keindahan dan fleksibilitas dalam konstruksi modern.
Kisah panjang kubah menunjukkan bagaimana elemen ini melampaui batas waktu, menyatukan tradisi dan fungsi dalam harmoni arsitektur yang universal.
Baca juga: Pencurian Sepeda Motor di Kulonprogo, Polisi Masih Selidiki Pelaku






















