HeadLine.co.id (Jakarta) – Tim pakar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) menilai virus Corona sudah masuk ke Indonesia sejak bulan Januari lalu. Penilaian tersebut berdasarkan adanya laporan kasus penularan lokal di salah satu daerah. Menanggapi hal ini, Achmad Yurianto selaku Juru Bicara pemerintah untuk penanganan Corona mengatakan bahwa ia tidak mengetahui hal tersebut. Ia mengaku tidak pernah diberi tahu terkait temuan itu.
Baca juga: Achmad Yurianto: Bersatu dan Bergotong-Royong, Kunci Indonesia Melewati Pandemi Covid-19
“Pertanyaannya kenapa baru bilang sekarang tidak di saat mereka meyakini ada kasus yang masuk ke Indonesia,” ucap Yuri.
Terkait hal itu, belakangan ini viral cuitan seorang dokter bernama dr Shela Putri Sundawa yang mengatakan bahwa para ahli sudah berusaha mengingatkan pemerintah Indonesia.
Baca juga: Pandemi Covid-19, Masjid Istiqlal Tiadakan kegiatan berjamaah selama Ramadhan 1441 H
“Kamu kira aku udah lupa, yang dulu kamu pernah bilang? Maaf sayang, aku belum lupa ingatan,” tulis dr Shela di akun Twitter nya pada Senin (20/4) lalu.
“Apakah saat itu setelah ada peringatan dari sana sini lalu meningkatkan skrining dan jd lebih waspada? Kalian tahu jawabannya,” lanjutnya.
Baca juga: Peran Ganda Perempuan di Tengah Pandemik COVID – 19 Jadi Semangat Kartini Masa Kini
Sebelumnya, Tim Pakar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia menganggap penanganan COVID-19 yang dilakukan pemerintah cenderung lambat.
Pernyataan ini didasarkan pada adanya laporan kasus orang dalam pemantauan (ODP) di salah satu daerah sejak minggu ke-3 Januari 2020 yang artinya membuktikan bahwa telah terjadi penularan lokal. Hal ini disampaikan oleh Pandu Riono selaku Staf Pengajar FKM UI.
Baca juga: Kabar Mengejutkan! Stafsus Milenial Jokowi Belva Syah Devara Mengundurkan Diri, Selengkapnya Disini
“Kapan virus ini masuk ke Indonesia? Bukan bulan Maret ketika presiden laporkan keluarga positif. Sebenarnya penularan lokal sudah terjadi, sudah ada ODP di daerah. Sebenarnya kita berasumsi virus itu sudah beredar sejak minggu ke-3 bulan Januari. Jadi ini kasus lokal, bukan penularan impor,” ucapnya.
