Headline.co.id, Jakarta ~ Masa remaja adalah fase penting dalam kehidupan manusia, di mana pembentukan nilai, karakter, kebiasaan, dan stabilitas emosional terjadi dan memiliki dampak jangka panjang. Investasi pada remaja berarti menjamin kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan. Hal ini disampaikan oleh Direktur Statistik Ketahanan Sosial Badan Pusat Statistik (BPS), Nurma Midayanti, dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) PIK Remaja 2025 yang bertema “Membentuk Remaja Antikekerasan, Antiperundungan, dan Siap Berkeluarga”. Acara ini diselenggarakan oleh Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga/BKKBN) di Jakarta pada Kamis, 18 Desember 2025.
BPS mengungkapkan bahwa remaja Indonesia adalah kelompok strategis yang akan menentukan arah pembangunan nasional menuju Indonesia Emas 2045. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2023, hampir satu dari enam penduduk Indonesia adalah remaja berusia 10–19 tahun, atau sekitar 16,2 persen dari total populasi, yang setara dengan hampir 45 juta jiwa. “Generasi remaja hari ini akan berada pada usia 35–54 tahun di 2045, yaitu usia paling produktif dalam struktur penduduk. Karena itu, remaja tidak boleh hanya dipandang sebagai angka statistik, tetapi sebagai subjek pembangunan yang harus dipersiapkan secara serius,” ujar Nurma.
Nurma menekankan bahwa investasi pada remaja sama dengan memastikan kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan. Agar peluang tersebut tidak berubah menjadi beban, diperlukan kebijakan yang secara spesifik menyasar kebutuhan remaja, mulai dari kesehatan, pendidikan, perlindungan, hingga kesiapan berkeluarga. Namun, ia mengingatkan bahwa kebijakan publik sering kali menempatkan remaja di kebijakan anak dan kebijakan pemuda, yang berisiko menciptakan kesenjangan layanan. Padahal, remaja berada di garis depan perubahan sosial yang sangat cepat.
Untuk mengoptimalkan peran remaja di masa depan, kebutuhan spesifik usia remaja harus dipenuhi agar mereka dapat menjadi generasi produktif, inovatif, cerdas, supel, adaptif, sehat, dan unggul. “Tanpa sistem dukungan yang kuat dan kolaborasi lintas sektor, potensi besar remaja justru bisa berubah menjadi kerentanan,” tegasnya. Rakornas PIK Remaja 2025 menjadi forum strategis untuk memperkuat sinergi pusat dan daerah dalam membangun generasi muda yang tangguh, berkarakter, antikekerasan, serta siap membentuk keluarga berkualitas di masa depan.

















