Headline.co.id, Sleman ~ Suara gamelan mengalun lembut di Pendhapa Kekandhangan Banyuraden, Sleman, pada Senin (10/11/2025). Alunan instrumen tradisional seperti saron, kendang, kenong, dan bonang dimainkan oleh mahasiswa angkatan 2025 dari Program Studi Bahasa Inggris Terapan Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Latihan intensif ini merupakan bagian dari persiapan untuk pementasan seni dalam acara Cultural Art Exhibition of Applied English (CANTING 25) yang akan berlangsung pada 29 November 2025 di Kampus UGM Yogyakarta. Acara ini juga menjadi ujian akhir untuk mata kuliah Promosi Kebudayaan Indonesia.
Latihan karawitan ini dipandu oleh Miftahul Ulumudin, mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya UGM sekaligus anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Gamelan. Di bawah bimbingannya, para mahasiswa yang terbiasa dengan bahasa internasional kini belajar menakar tempo dan rasa dalam tabuhan gamelan Jawa. “Melalui karawitan, kami belajar memahami nilai keselarasan hidup. Nada-nadanya tidak hanya mengajarkan teknik, tapi juga makna tentang keseimbangan dan harmoni,” ujar Afiq Abdurrahman Sutrisno, salah satu peserta latihan.
Menurut Afiq, kegiatan ini menjadi ruang pembelajaran lintas disiplin yang unik, menggabungkan seni tradisi dengan kemampuan komunikasi modern. “Kami ingin menunjukkan bahwa mahasiswa bahasa Inggris terapan bukan hanya fasih berbahasa asing, tapi juga memiliki kepekaan budaya terhadap warisan lokal,” tambahnya. Dalam setiap sesi latihan, semangat gotong royong tampak mengalir di para peserta. Mereka saling menyesuaikan ritme, menjaga harmoni, dan belajar dari setiap ketukan. Tidak hanya tentang bagaimana memainkan alat musik, tetapi bagaimana menyatukan hati dalam satu irama.
Rencananya, dalam CANTING 25, penampilan karawitan akan dikolaborasikan dengan geguritan, perpaduan yang mempertemukan bunyi dan makna dalam wujud seni lintas budaya. Kolaborasi ini diharapkan menciptakan pengalaman estetik yang bukan hanya menghibur, tetapi juga menumbuhkan kesadaran akan pentingnya komunikasi budaya di era global. Setiap denting gamelan yang mengisi ruang latihan seolah menjadi simbol ketekunan dan kecintaan generasi muda terhadap budaya bangsa. Proses panjang menuju pementasan mengajarkan mereka tentang keseimbangan kognisi dan rasa, dunia modern dan akar tradisi.
Gladhi karawitan mahasiswa Bahasa Inggris Terapan SV UGM ini menjadi bukti nyata bahwa budaya bukanlah warisan masa lalu, melainkan identitas yang terus hidup ketika dipelajari dan dihayati. Di tengah derasnya pengaruh global, gamelan berbicara lembut — mengingatkan bahwa jati diri bangsa Indonesia akan selalu indah jika dimainkan dengan sepenuh hati.





















