Headline.co.id (Jakarta) ~ Pemerintah menegaskan komitmen menerapkan program wajib belajar 13 tahun yang mencakup pendidikan dasar, menengah, serta tambahan satu tahun prasekolah. Kebijakan ini diumumkan Direktur Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kemendikdasmen, Nia Nurhasanah, dalam dialog bersama media di Jakarta, Jumat (19/9/2025). Program tersebut dirancang untuk memastikan pemerataan akses pendidikan bermutu sekaligus mendukung target pembangunan berkelanjutan (SDGs) 2030.
Menurut Nia, satu tahun prasekolah menjadi fondasi penting agar anak siap secara kognitif, sosial, dan emosional sebelum memasuki jenjang sekolah dasar (SD). “Wajib belajar 13 tahun adalah upaya kolektif untuk mewujudkan visi pendidikan bermutu untuk semua,” ujarnya. Ia menambahkan, kebijakan ini telah masuk dalam MPJPM 2025–2045 serta rencana pembangunan jangka menengah 2025–2029 sehingga memiliki dasar hukum yang kuat.
Pemerintah tengah menyiapkan grand design wajib belajar satu tahun prasekolah dengan melibatkan sedikitnya 15 kementerian/lembaga terkait. Strategi pelaksanaan difokuskan pada tiga aspek utama. Pertama, peningkatan akses, melalui pembangunan unit sekolah baru, penambahan ruang kelas, program PAUD-SD satu atap, serta penegerian PAUD terutama di wilayah 3T.
Kedua, peningkatan mutu, antara lain melalui akreditasi lembaga, pemenuhan standar nasional PAUD, pelatihan kompetensi guru, pengembangan kurikulum berbasis STEM, literasi digital, hingga penggunaan bahasa ibu dan penguatan pendidikan karakter. Ketiga, penguatan tata kelola dengan sinkronisasi regulasi, penyusunan NSPK, dan koordinasi lintas sektor yang ditopang anggaran pendidikan meningkat setiap tahunnya.
Nia menegaskan bahwa keberhasilan program wajib belajar 13 tahun tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Peran pemerintah daerah, organisasi profesi, dunia usaha, filantropi, hingga komunitas masyarakat dianggap krusial, termasuk kiprah Bunda PAUD yang terbukti mampu menggerakkan partisipasi di daerah.
Hingga kini, Kemendikdasmen telah bermitra dengan lebih dari 75 organisasi untuk memperluas dukungan implementasi pendidikan anak usia dini. Nia menilai, keberadaan PAUD terbukti meningkatkan kemampuan literasi, numerasi, serta motivasi belajar anak. “Kampanye pentingnya PAUD harus menjadi gerakan bersama. Dengan partisipasi semesta, anak-anak Indonesia akan tumbuh cerdas, sehat, dan berkarakter,” pungkasnya.





















