Headline.co.id (Jakarta) ~ Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) meresmikan 25 Desa Migran Emas di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis (11/9/2025). Peresmian dilakukan secara virtual oleh Menteri P2MI Mukhtarudin dari Jakarta, didampingi Wakil Menteri Christina Aryani dan Dzulfikar Ahmad Tawalla. Program ini digagas untuk memperkuat perlindungan pekerja migran Indonesia (PMI) sejak dari desa, sekaligus mencegah praktik penempatan non prosedural yang kerap merugikan warga.
Menteri Mukhtarudin menegaskan, NTB merupakan salah satu daerah dengan jumlah PMI terbesar di Indonesia, menduduki peringkat keempat secara nasional. Ribuan warganya telah berkontribusi besar bagi perekonomian keluarga, daerah, hingga devisa negara. “Desa Migran Emas menjadi gerbang pertama perlindungan pekerja migran. Dari desa, calon PMI mendapat akses informasi, pelatihan, keterampilan, hingga perlindungan hukum,” ujar Mukhtarudin.
Ia menambahkan, banyak ancaman yang masih membayangi calon pekerja migran, mulai dari eksploitasi, kekerasan, hingga tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Karena itu, negara harus hadir sejak tingkat desa. “Tidak boleh ada lagi pekerja migran yang berangkat tanpa informasi benar atau keterampilan yang cukup. Desa Migran Emas hadir sebagai benteng awal melawan praktik penempatan ilegal,” tegasnya.
Selain fungsi perlindungan, program ini juga diarahkan sebagai pusat pemberdayaan ekonomi dan ruang berbagi pengalaman bagi purna PMI. Kementerian P2MI berharap, kisah sukses para mantan pekerja migran bisa menjadi inspirasi pembangunan desa dan penguatan ekonomi lokal.
Dalam peresmian itu, 25 desa ditetapkan sebagai Desa Migran Emas, antara lain Desa Janggrik Utara, Anjani, Pemangkong, Pringgasela, Suradadi, Kalijaga Timur, Wanasaba, hingga Kuripan Utara. Penetapan diwakili Dirjen Pemberdayaan KemenP2MI Muh. Fachri dan Dirjen Pelindungan KemenP2MI Rinardi bersama pemerintah daerah NTB dan mitra perlindungan PMI.
Menteri Mukhtarudin juga mengajak pemerintah daerah, aparat keamanan, masyarakat, dan keluarga PMI untuk bersinergi menjadikan NTB sebagai teladan migrasi aman dan prosedural. “Dengan semangat kebersamaan, saya yakin NTB bisa menjadi contoh bagaimana bangsa ini melindungi warganya, baik di tanah air maupun di luar negeri,” ujarnya.
Kementerian menegaskan, Desa Migran Emas merupakan bagian dari strategi nasional menyongsong bonus demografi 2030, dengan memastikan PMI memiliki kualitas, keterampilan, dan perlindungan yang memadai untuk menghadapi persaingan global.


















