Headline.co.id (Jakarta) – Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, memastikan bahwa kondisi pangan nasional berada dalam posisi aman dan kuat. Cadangan pangan pemerintah saat ini tercatat sebagai yang terbesar dalam sejarah, menjadi bukti nyata keberhasilan upaya bersama menjaga kedaulatan pangan.
“Saudara-saudara, Alhamdulillah arah kita di bidang pangan cukup berhasil. Cadangan yang ada di pemerintah sekarang terbesar sepanjang sejarah. Nilai tukar petani juga meningkat,” ujar Presiden Prabowo, Sabtu (9/8/2025).
Kepala Negara menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat, mulai dari kementerian terkait, TNI, Polri, hingga Kejaksaan, yang telah bekerja keras menjaga stabilitas pangan. Menurutnya, keberhasilan ini tidak lepas dari transisi kepemimpinan yang baik antara Presiden Joko Widodo dan dirinya, serta sinergi lintas sektor.
“Ini adalah hasil teamwork. Menteri Pertanian dibantu oleh menteri-menteri lain, didukung TNI dan Polri, serta Kejaksaan. Karena dalam ekonomi, kita juga menghadapi pemain-pemain yang punya agenda berbeda dari kita,” tegasnya.
Prabowo menekankan bahwa kemandirian pangan adalah kunci bagi kemerdekaan sejati sebuah bangsa. Ia menolak anggapan bahwa negara bisa merdeka jika bergantung pada pangan impor.
“Kalau kita bisa amankan pangan kita, kita bisa jamin rakyat kita makan setiap hari, setiap minggu, setiap bulan, setiap tahun. Saya tidak pernah percaya suatu bangsa bisa merdeka kalau dia tidak bisa produksi pangannya sendiri,” ungkapnya.
Presiden juga mengingatkan ancaman dari pihak-pihak yang hanya mengejar keuntungan pribadi, bahkan dengan mengorbankan kesejahteraan rakyat. “Bila perlu rakyat dimiskinkan terus agar mereka bisa mengisap kekayaan kita. Tapi kita di sini bukan anak-anak kecil. Kita tidak bisa dibohongi, kita tidak bisa ditipu lagi,” tegasnya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produksi beras nasional pada Januari–Juni 2025 mencapai 19,16 juta ton, naik 13,53 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Potensi produksi untuk triwulan III diperkirakan sebesar 9,08 juta ton, meningkat 11,17 persen secara tahunan.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menambahkan, sektor pertanian terus menunjukkan peran vital dalam ekonomi nasional. Berdasarkan data BPS, ekonomi Indonesia tumbuh 5,12 persen (year-on-year) dan 4,04 persen (quarter-to-quarter). Kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 13,83 persen, menempatkannya sebagai sektor terbesar kedua setelah industri pengolahan.
“Di tengah ketidakpastian global, sektor pertanian tampil sebagai tulang punggung ekonomi nasional,” kata Amran.
Pertumbuhan Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan di triwulan II-2025 tercatat 13,53 persen, naik signifikan dibanding 9,74 persen pada triwulan sebelumnya. Nilai tambah sektor ini juga melonjak dari Rp361,5 triliun pada triwulan I menjadi Rp410,4 triliun pada triwulan II.
“Di bawah arahan Presiden Prabowo, pemerintah berkomitmen kuat terhadap kemandirian pangan, keberpihakan kepada petani, serta kebijakan yang berdampak langsung di lapangan. Ini menjadi landasan utama pembangunan pertanian nasional yang berkelanjutan dan berdaulat,” tutup Amran.





















