Headline.co.id (Jakarta) ~ Di era media sosial seperti sekarang, berbagai istilah baru bermunculan dan dengan cepat menjadi tren di kalangan anak muda. Salah satunya adalah istilah “tobrut”. Kata ini sering muncul di TikTok, Twitter, hingga kolom komentar Instagram. Meski terdengar seperti candaan, sebenarnya istilah ini memiliki makna yang sensitif dan berpotensi memicu kontroversi.
Baca juga: Mengenal Istilah “Mokel” di Bulan Puasa, Begini Cara Menjaga Ibadah Ramadhan Tetap Sempurna
Apa Itu Tobrut?
Secara sederhana, “tobrut” merupakan singkatan dari “toket brutal”, yang merujuk pada ukuran payudara perempuan yang dianggap besar dan mencolok. Istilah ini lahir dari budaya bahasa gaul anak muda yang sering memodifikasi kata agar terdengar lebih ringan atau lucu.
Kata “toket” sendiri adalah bentuk evolusi dari kata “tetek”, sementara “brutal” dalam bahasa Indonesia biasanya berarti kasar atau ekstrem. Dalam penggunaan sehari-hari, kata “brutal” mengalami pergeseran makna menjadi sesuatu yang dianggap berlebihan atau mencolok. Gabungan kedua kata tersebut akhirnya melahirkan istilah “tobrut”.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Ayam Kampus? hingga Misteri Di Balik Istilah Ayam Kampus
Asal-Usul Populernya Tobrut
Istilah “tobrut” mulai populer lewat media sosial, terutama karena sering digunakan dalam meme, video, dan caption di platform seperti TikTok dan Twitter. Banyak konten kreator menggunakannya sebagai bahan lelucon atau komentar santai ketika melihat konten yang menonjolkan penampilan fisik perempuan.
Sayangnya, tren ini berkembang tanpa disertai pemahaman mendalam tentang dampak sosialnya. Banyak orang menggunakan istilah ini secara sembarangan, tanpa menyadari bahwa kata-kata seperti “tobrut” bisa dianggap merendahkan dan memperkuat budaya seksisme.
Baca juga: Pelari Jarak 100 Meter Sering Disebut dengan Istilah Apa?
Kenapa Tobrut Bisa Dianggap Pelecehan?
Penggunaan istilah “tobrut” memang sering dianggap candaan oleh sebagian orang, namun sebenarnya mengandung unsur pelecehan verbal. Ini karena istilah tersebut secara langsung menilai seseorang hanya dari penampilan fisiknya, khususnya bagian tubuh tertentu. Hal ini jelas merupakan bentuk objektifikasi yang tidak menghargai keberadaan seseorang secara utuh sebagai manusia.
Di zaman yang semakin mengedepankan isu body positivity dan kesetaraan gender, penggunaan kata-kata seperti “tobrut” sangat berisiko menyinggung perasaan orang lain, terutama perempuan. Mengomentari tubuh seseorang dengan istilah vulgar bisa berdampak buruk, baik bagi yang disebutkan maupun bagi norma komunikasi di masyarakat.
Baca juga: Apa Yang Dimaksud Dengan Istilah Heading Dalam Sepak Bola
Bahaya Normalisasi Istilah Vulgar
Saat suatu istilah vulgar dianggap biasa dan terus digunakan dalam percakapan sehari-hari, masyarakat bisa secara tidak sadar membenarkan perilaku yang sebenarnya salah. Ini bisa memperkuat budaya patriarki yang menilai perempuan hanya dari fisiknya, bukan dari kemampuan atau kepribadiannya.
Fenomena seperti ini juga menciptakan ruang bagi pelecehan verbal yang dianggap sebagai lelucon. Padahal, tidak semua orang bisa menerima candaan semacam ini dengan baik. Banyak orang mungkin merasa tersinggung, tidak nyaman, atau bahkan trauma ketika tubuhnya menjadi bahan guyonan.
Baca juga: Apa Pengertian Alquran Menurut Bahasa Dan Istilah? Ini Jawabannya
Kapan Harus Menghindari Penggunaan Istilah Tobrut?
Agar komunikasi tetap sehat dan tidak menimbulkan kesalahpahaman, ada beberapa situasi di mana sebaiknya menghindari penggunaan istilah seperti “tobrut”:
- Saat berbicara di depan umum
- Dalam diskusi formal atau profesional
- Saat berkomunikasi dengan orang yang belum terlalu akrab
- Ketika membuat konten yang bisa diakses banyak orang
Penggunaan bahasa yang baik dan sopan adalah salah satu bentuk penghormatan terhadap orang lain. Apalagi dalam komunikasi daring, di mana pesan bisa dengan mudah disebarluaskan dan berpotensi viral, kehati-hatian dalam memilih kata sangat penting.
Baca juga: Skema Desain Pembangunan Sebuah Jaringan Komputer Dikenal Dengan Istilah
Bijak Menggunakan Bahasa Gaul
Bahasa gaul memang menjadi bagian dari perkembangan budaya anak muda. Namun, tidak semua istilah gaul layak digunakan tanpa pertimbangan. Perlu ada filter sosial agar bahasa yang digunakan tidak menyinggung pihak lain atau bahkan memperkuat budaya pelecehan.
Memahami arti dan dampak dari setiap kata adalah langkah awal agar lebih bijak dalam berkomunikasi. Istilah seperti “tobrut” mungkin terdengar lucu bagi sebagian orang, tetapi ada baiknya mulai dipertimbangkan kembali apakah kata tersebut pantas digunakan atau justru sebaiknya ditinggalkan.
Sebagai pengguna media sosial, kita perlu menyadari bahwa tidak semua hal yang viral itu baik. Memilih untuk menggunakan bahasa yang positif, sopan, dan menghargai sesama adalah langkah kecil yang bisa membawa perubahan besar dalam budaya komunikasi di era digital.
Baca juga: Istilah Lain Tingkat Kesegaran Kebugaran Jasmani Adalah






















