Makro Ekonomi Pengaruhi Saham Properti
Jakarta – Investor yang memiliki saham properti perlu mencermati pengaruh tiga faktor makro ekonomi berikut ini: suku bunga acuan BI, kebijakan perpajakan, dan kebijakan moneter lainnya.
Suku Bunga Acuan BI
Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sangat mempengaruhi penjualan properti yang didominasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Kenaikan suku bunga BI berdampak pada naiknya bunga KPR, sehingga minat masyarakat membeli rumah menurun. Sebaliknya, penurunan suku bunga BI mendorong naiknya permintaan rumah karena bunga KPR lebih rendah.
Kebijakan Perpajakan
Kebijakan pajak pemerintah juga berpengaruh signifikan pada saham properti. Diskon pajak properti yang diterapkan selama pandemi berdampak positif pada sektor properti, di mana permintaan terhadap rumah meningkat. Hal ini disebabkan pembebasan atau pengurangan PPN untuk rumah tertentu.
Kebijakan Moneter Lain
Selain suku bunga dan pajak, kebijakan moneter lain dari pemerintah juga dapat mempengaruhi saham properti. Misalnya, kebijakan pembatasan pembelian rumah kedua atau seterusnya (Loan to Value/LTV) bertujuan untuk mengendalikan harga properti. Kebijakan ini dapat berdampak pada penurunan nilai saham properti jika permintaan berkurang.
Memahami pengaruh faktor makro ekonomi ini penting bagi investor dalam membuat keputusan investasi properti. Dengan mencermati tren dan kebijakan, investor dapat meminimalisir risiko dan memaksimalkan keuntungan dalam berinvestasi pada saham properti.
sumber: https://www.cnbcindonesia.com/mymoney/20240807124032-72-561090/punya-saham-properti-isu-ekonomi-ini-bisa-bikin-kamu-cuan-boncos.





















