Headline.co.id, Surabaya ~ Dinas Sosial (Dinsos) dan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Provinsi Jawa Timur memberikan dukungan operasional pada Dapur Umum Kementerian Sosial RI yang berlokasi di halaman Gedung Serbaguna Tgk Chik Pante Geulima, Kabupaten Pidie Jaya, Aceh. Dukungan ini dimulai sejak 12 Desember 2025 untuk membantu penyediaan makanan bagi warga terdampak banjir, relawan, dan petugas di lapangan.
Ketua Tim Kerja Penanganan Korban Bencana Alam Dinsos Jawa Timur, Hanif Iksanudin, menyatakan bahwa timnya telah tiba di lokasi sejak 11 Desember 2025 dan siap beroperasi. Namun, kegiatan memasak baru dapat dimulai pada 12 Desember karena keterbatasan pasokan gas elpiji 12 kilogram. “Memasak baru bisa dimulai pada 12 Desember karena sebelumnya gas elpiji belum tersedia. Bahan makanan disuplai oleh Kementerian Sosial, sementara Dinsos Jawa Timur mendukung dari sisi personel,” jelas Hanif.
Dalam satu kali proses memasak, dapur umum ini mampu memproduksi sekitar 7.000 porsi makanan. Proses memasak dilakukan dua kali sehari untuk makan siang dan malam, sehingga total produksi mencapai 14.000 porsi per hari hingga 18 Desember 2025. Setelah itu, produksi disesuaikan menjadi 7.000 porsi per hari untuk memenuhi kebutuhan warga di Kecamatan Meurah Dua dan Kecamatan Meureudu. Jumlah ini dianggap cukup untuk memenuhi kebutuhan pengungsi, relawan, tenaga medis, PMI, TNI, dan Polri.
Untuk memperlancar operasional, Dinsos Jawa Timur juga mengerahkan peralatan dapur lapangan guna mempercepat proses memasak dan distribusi makanan di tengah kondisi darurat. Satu set dapur lapangan senilai Rp64.235.300 tersebut terdiri dari tenda, panci, dandang, tungku api, kompor, serta peralatan memasak lainnya.
Hanif menambahkan bahwa dukungan Dinsos Jawa Timur dilakukan selama masa tanggap darurat bencana yang berlangsung dari 9 hingga 22 Desember 2025. Sebanyak 27 personel dikerahkan, dengan 22 personel bertugas di Kabupaten Pidie Jaya dan lima personel lainnya di Kabupaten Aceh Tamiang.
Dalam penyajian makanan, dapur umum menerapkan standar 3T, yaitu Tepat waktu, Lezat, dan Sehat, untuk memastikan makanan aman dan layak konsumsi bagi seluruh kelompok pengungsi, termasuk anak-anak. “Bahan baku diupayakan berasal dari wilayah sekitar untuk mendukung pemulihan ekonomi masyarakat setempat, sementara bahan makanan dan peralatan dapur umum didukung penuh oleh Kementerian Sosial,” tambahnya. (MC Prov Jatim/hjr/eyv)


















