Headline.co.id, Deli Serdang ~ Pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terdampak bencana banjir dan longsor di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatra Utara, dipastikan berjalan dengan baik. Pemerintah daerah bersama tim medis gabungan menegaskan bahwa stok obat-obatan, perlengkapan medis, dan layanan kesehatan darurat mencukupi kebutuhan warga. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tapteng, Lisnawati Panjaitan, di Pusat Informasi dan Media Center Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) di GOR Pandan, Tapteng, Sumut, pada Jumat (5/12/2025).
Lisnawati menyatakan bahwa situasi warga Tapanuli Tengah yang terdampak banjir telah terlayani dengan baik. “Di hari kedua setelah banjir, kami dari Dinas Kesehatan dan RSUD Pandan sudah mengaktifkan seluruh tenaga kesehatan ke titik-titik lokasi banjir,” ujarnya. Dari 25 puskesmas di Tapteng, dua di antaranya terdampak banjir, namun setelah pembersihan, keduanya kembali beroperasi normal.
Meskipun gudang instalasi farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Tapteng sempat mengalami kerusakan, Lisnawati memastikan bahwa stok obat dan tenaga kesehatan tetap aman. “Kami tidak mengalami kendala dalam hal obat-obatan karena di hari kedua langsung disuplai oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan Kementerian Kesehatan. Sampai dengan 6 Desember 2025, obat-obatan aman dan terkendali,” jelasnya.
Pelayanan kesehatan dilakukan melalui berbagai skema, termasuk pelayanan rumah ke rumah, puskesmas, posko kesehatan, hingga RSUD Pandan. “Kita langsung turun ke rumah-rumah warga dan kita membentuk posko. Sampai hari ini sudah ada 63 posko kesehatan di seluruh Kabupaten Tapteng. Ada yang bersifat statis dan ada yang bergerak,” tegas Lisnawati. Untuk posko statis, terdapat 23 puskesmas yang siap memberikan pelayanan selama 24 jam. Sementara bagi warga yang masih berada di wilayah terisolasi, tenaga kesehatan dari TNI diterjunkan menggunakan helikopter.
Lisnawati menambahkan bahwa warga yang berobat di puskesmas dan posko kesehatan rata-rata mengeluhkan batuk, flu, gatal-gatal, mual, dan diare. Berdasarkan data per 5 Desember 2025, total warga yang telah mendapatkan pelayanan kesehatan mencapai sekitar 5.700 orang, dengan 28 orang dirawat di RSUD Pandan. “Total rawat jalan itu ada 67 orang yang bisa kita pulangkan langsung setelah dilakukan perawatan,” jelasnya, seraya menambahkan bahwa terdapat 14 jenazah yang masuk ke RSUD Pandan, di mana tiga di antaranya tidak teridentifikasi, 11 teridentifikasi, dan seluruhnya telah dimakamkan sesuai prosedur penanggulangan bencana.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Pandan, dr. Fadli Syahputra, menambahkan bahwa RSUD Pandan tidak terdampak langsung oleh bencana sehingga mampu memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat. “Gedung dan sarana prasarana tidak ada yang rusak. Jadi pelayanan tetap berjalan dengan baik,” kata Fadli. Ia juga memastikan bahwa RSUD Pandan telah menerima dukungan enam dokter spesialis dari FK USU. “Nanti mereka bersama dokter dari RSUD Pandan juga akan turun ke lokasi-lokasi yang terisolir,” terangnya.
Dengan kolaborasi lintas sektor dan dukungan penuh dari pemerintah pusat hingga daerah, pelayanan kesehatan di Tapanuli Tengah dipastikan tetap terpenuhi sehingga masyarakat yang terdampak bencana dapat memperoleh penanganan yang cepat, aman, dan berkelanjutan.
Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) terus memastikan pemulihan konektivitas jaringan serta infrastruktur telekomunikasi di wilayah terdampak banjir dan tanah longsor di Sumatra. Selain pemulihan teknis, Komdigi juga mendirikan sejumlah Posko sebagai Pusat Informasi dan Media Center untuk mendukung komunikasi darurat dan koordinasi penanganan bencana. Di Aceh, posko dipusatkan di Gedung Sekretariat Daerah Provinsi Aceh, sementara di Sumatra Barat posko ditempatkan di Komplek Kantor Gubernur Sumbar. Untuk Sumatra Utara, Posko Komdigi beroperasi di tiga titik, yakni Gedung Kwarda Gerakan Pramuka Sumut, Gelanggang Olahraga (GOR) Pandan Tapanuli Tengah, serta Posko Dukungan Psikososial di Hamparan Perak, Deli Serdang.
Posko tersebut berfungsi sebagai ruang kerja bagi jurnalis, pusat penyelenggaraan konferensi pers, serta titik koordinasi lapangan bagi satuan Komdigi, operator seluler, pemerintah daerah, dan para pemangku kepentingan terkait. Selain itu, posko menjadi lokasi pemantauan jaringan telekomunikasi oleh Balai Monitor (Balmon) di tingkat wilayah, sekaligus ruang redaksi bersama untuk penyusunan narasi, informasi publik, dan berbagai konten terkait penanganan bencana.



















