Headline.co.id, Jakarta ~ Banjir yang melanda Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Tapanuli Selatan, dan Kota Sibolga di Provinsi Sumatra Utara pada Rabu (26/11/2025) mengakibatkan ratusan infrastruktur telekomunikasi mengalami gangguan. Pusat Monitoring Telekomunikasi (PMT) mencatat setidaknya 495 site terdampak, yang merupakan sekitar 1,42 persen dari total 34.660 site di Sumatra Utara.
Gangguan ini mempengaruhi infrastruktur dari tiga operator utama, yaitu PT Telekomunikasi Selular, PT Indosat Tbk, dan PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. Kabupaten Tapanuli Tengah mengalami dampak terbesar dengan 167 site tidak berfungsi, atau 23,19 persen dari total site di wilayah tersebut. Kota Sibolga dan Kabupaten Tapanuli Selatan juga mengalami gangguan yang signifikan.
PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk melaporkan adanya alarm jaringan kepada PMT pada Rabu (26/11/2025) pukul 11.00 WIB, dengan total 80 site terdampak. Kabupaten Tapanuli Tengah dan sekitarnya menjadi wilayah dengan jumlah gangguan terbanyak untuk operator ini. Sementara itu, PT Indosat Tbk melaporkan 79 site terdampak, atau 0,77 persen dari total infrastruktur mereka di Sumatra Utara. Gangguan tersebar di beberapa kecamatan rawan banjir, termasuk Badiri, Barus, Batang Toru, Pandan, Sarudik, serta beberapa kecamatan di Kota Sibolga.
PT Telekomunikasi Selular mencatat gangguan terbesar dengan 336 site terdampak, yang tersebar mulai dari kawasan pesisir di Tapanuli hingga wilayah perkotaan seperti Medan dan Gunungsitoli, Pulau Nias. PMT menjelaskan bahwa gangguan ini disebabkan oleh terputusnya aliran listrik PLN dan gangguan transmisi, termasuk putusnya jalur transport kabel dan akses jalan yang terendam banjir.
Operator seluler berupaya memulihkan jaringan dengan menggunakan genset sebagai sumber daya alternatif, meskipun mobilisasi peralatan masih terkendala oleh kondisi lapangan. Untuk gangguan pada jalur transmisi, operator melakukan routing sementara ke node terdekat yang masih berfungsi sambil melakukan pemeriksaan teknis lanjutan.
Kementerian Komunikasi dan Digital melalui Direktorat Pengendalian Infrastruktur Digital menegaskan bahwa pemulihan jaringan menjadi prioritas utama. Kementerian juga bekerja sama dengan Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas I Medan dan pemerintah daerah untuk memastikan penanganan cepat dan akurat terhadap setiap gangguan yang muncul. Upaya bersama ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan layanan telekomunikasi sehingga masyarakat tetap dapat mengakses komunikasi penting, terutama di wilayah yang terdampak langsung oleh bencana banjir.




















