Headline.co.id, Bogor ~ Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) Kementerian Perhubungan mulai mempersiapkan penyelenggaraan Angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) dengan fokus pada keselamatan, kelancaran mobilitas, serta mitigasi kemacetan. Persiapan ini terutama difokuskan pada sejumlah titik krusial di Jawa Barat, termasuk ruas Tol Bogor–Ciawi–Sukabumi (Bocimi) yang diprediksi akan mengalami kepadatan selama periode libur akhir tahun.
Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub, Aan Suhanan, menekankan pentingnya persiapan yang matang berdasarkan evaluasi dari penyelenggaraan tahun-tahun sebelumnya. “Walaupun setiap tahun kita menyelenggarakan operasi ini, penyelenggaraannya tahun ini bisa berbeda. Evaluasi tahun lalu dapat menjadi pedoman agar kita mempersiapkan Angkutan Nataru kali ini dengan maksimal,” ujar Aan dalam Rapat Pembahasan Kesiapan Penyelenggaraan Angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (10/11/2025).
Tol Bocimi disebut sebagai salah satu lokasi yang berpotensi menimbulkan kemacetan, terutama di area exit tol. Selain itu, Simpang Parungkuda juga diidentifikasi memiliki potensi kepadatan tinggi akibat pertemuan arus dari jalur arteri dan alternatif. “Pengelolaan lalu lintas di Tol Bocimi perlu dimaksimalkan. Jangan sampai terjadi kemacetan yang menjebak pengguna jalan. Di Simpang Parungkuda juga perlu mitigasi agar arus tidak tersendat,” jelas Aan.
Pemetaan titik rawan kemacetan dilakukan dengan turun langsung ke lapangan. Menurut Dirjen, strategi rekayasa lalu lintas harus disusun berdasarkan pemetaan tersebut, termasuk mempersiapkan jalur alternatif dengan petunjuk arah yang jelas. “Jika di depan sudah terjadi kemacetan, pengelolaan harus dilakukan dari persimpangan sebelumnya. Jangan sampai masyarakat terjebak di dalam kepadatan,” tambahnya.
Selain perencanaan arus lalu lintas, Ditjen Hubdat menekankan pengawasan terhadap kendaraan angkutan wisata yang diprediksi meningkat pada periode libur akhir tahun. Pemeriksaan kelaikan angkutan pariwisata menjadi instrumen wajib yang harus diperkuat. “Tolong ramp check kendaraan pariwisata untuk menjamin keselamatan para wisatawan. Jangan sampai kendaraan tidak laik jalan dipaksakan tetap beroperasi,” tegas Aan.
Dirjen Hubdat menyampaikan bahwa keberhasilan operasi Nataru bergantung pada koordinasi seluruh pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah, kepolisian, badan usaha jalan tol, dan operator transportasi. “Mudah-mudahan dengan konsolidasi yang lebih awal ini, kita bisa menyiapkan operasi Nataru 2025/2026 dengan baik. Sinergi dan kolaborasi adalah kunci untuk memastikan kelancaran dan keselamatan perjalanan masyarakat,” pungkasnya.
Kegiatan ini dihadiri oleh Direktur Utama Tol Trans Jabar Abdul Hakim Supriyadi, Direktur Lalu Lintas Jalan Rudi Irawan, Direktur Sarana dan Keselamatan Transportasi Yusuf Nugroho, Kadishub Jawa Barat Dhani Gumelar, Kabid Lalin & Pengawasan BPTD Kelas I Jabar Tarma, serta perwakilan Dishub Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Sukabumi, Jasamarga, Satlantas Polres, dan Polres Sukabumi.

















