Headline.co.id, Yogyakarta ~ Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 19 Bantul berkomitmen untuk membantu anak-anak dari keluarga miskin ekstrem mencapai masa depan yang lebih baik. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Alfian Ihsan Prayoga, menyatakan bahwa sekolah ini tidak hanya fokus pada akademik, tetapi juga pada pemenuhan kebutuhan dasar, kesehatan, dan pembentukan karakter siswa. “Kami memastikan kesehatan siswa tetap terjaga agar mereka dapat belajar dengan optimal,” ujar Alfian di SRMA 19 Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Kamis (6/11/2025).
Kesehatan siswa dipantau sejak awal melalui skrining fisik dan psikis pada Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Pemantauan ini dilakukan secara berkala dengan bekerja sama dengan dua puskesmas di wilayah Kasihan. Selain itu, sekolah telah membentuk tim Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) untuk menangani kesehatan siswa sehari-hari.
Alfian menyebutkan bahwa hasil pemantauan menunjukkan perbaikan signifikan pada kesehatan siswa, dengan rata-rata peningkatan berat badan 4–5 kilogram setelah mengikuti program asrama dengan pola makan teratur. SRMA 19 Bantul menyediakan tiga kali makan utama dan dua kali camilan setiap hari, yang diatur oleh tim juru masak sekolah untuk memastikan asupan nutrisi yang seimbang.
Selain pemenuhan gizi, SRMA 19 Bantul juga menghadapi tantangan dalam transisi dari kurikulum persiapan ke kurikulum nasional. Banyak guru baru bergabung, sementara kemampuan siswa beragam. Untuk itu, sekolah menerapkan asesmen awal guna menyesuaikan materi pembelajaran. “Awalnya motivasi belajar siswa masih rendah, tapi dengan pendekatan yang menekankan kemandirian dan budi pekerti, kini mereka mulai percaya diri dan aktif berinteraksi,” tambah Alfian.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Lilik Eka Saputra, menambahkan bahwa sistem berasrama di SRMA menjadi sarana efektif dalam membentuk karakter, disiplin, dan semangat gotong royong siswa. “Kehidupan berasrama membuat siswa belajar disiplin, saling memahami, dan bekerja sama. Dari situ tumbuh karakter tangguh yang menjadi bekal penting bagi masa depan mereka,” tutur Lilik.
Lilik berharap para lulusan SRMA 19 Bantul dapat melanjutkan ke perguruan tinggi melalui program beasiswa nasional, seperti Bidikmisi atau program bantuan pendidikan dari pemerintah pusat. “Kami berharap anak-anak SRMA juga bisa memperoleh beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi. Dengan terbukanya wawasan mereka tentang kuliah, kami ingin tumbuh semangat baru untuk belajar dan mengubah masa depan,” ujarnya.
Melalui pendekatan pendidikan holistik yang meliputi akademik, kesehatan, gizi, dan pembentukan karakter, SRMA 19 Bantul terus berupaya menjadi model pendidikan inklusif dan berkeadilan sosial bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem. Saat ini, SRMA 19 Bantul memiliki 200 siswa, terdiri atas 116 perempuan dan 84 laki-laki, yang seluruhnya tinggal di asrama dengan pengawasan wali asrama dan wali asuh. Guru datang setiap hari dari pagi hingga sore, sementara tim asrama memastikan pembinaan karakter berlangsung hingga malam hari.























