Headline.co.id (Jakarta) ~ Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan kebijakan penempatan dana pemerintah sebesar Rp200 triliun di lima bank telah menunjukkan hasil. Hal itu ia sampaikan dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi September 2025 di Jakarta, Selasa (23/9). Menurutnya, dampak kebijakan tersebut terlihat dari turunnya bunga deposito yang memengaruhi nasabah, termasuk pengacara kondang Hotman Paris.
Baca juga: Skuadron 33 TNI AU, “Kesatria Malam” Penjaga Kedaulatan Angkasa Indonesia
Purbaya mengisahkan bahwa Hotman Paris sempat mengeluhkan penurunan bunga deposito saat memperpanjang simpanannya di bank. “Pak Hotman Paris protes sama saya. Waktu dia memperpanjang depositonya, bunga jadi turun, dia jadi rugi katanya. Memang itu tujuan saya. Biar dia belanja lagi, jadi ekonomi jalan,” ujarnya.
Ia menjelaskan, penempatan dana negara di bank komersial bukan diarahkan untuk program pembangunan tertentu, melainkan untuk menjaga likuiditas dan menurunkan biaya dana (cost of fund). Dengan demikian, bank dapat mendorong pertumbuhan kredit, konsumsi, dan investasi sehingga memberikan efek berganda bagi perekonomian nasional.
“Cerita Pak Hotman itu justru konfirmasi bahwa kebijakan kita mulai jalan,” kata Purbaya menegaskan.
Baca juga: Prabowo Tegaskan Indonesia Siap Kerahkan Pasukan Perdamaian ke Gaza di KTT PBB
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 276 Tahun 2025, dana sebesar Rp200 triliun ditempatkan di lima bank, masing-masing Rp55 triliun di Bank Mandiri, BNI, dan BRI, Rp25 triliun di BTN, serta Rp10 triliun di BSI. Tingkat bunga ditetapkan 80,476 persen dari suku bunga acuan Bank Indonesia (BI), dengan ketentuan tidak digunakan untuk pembelian surat berharga negara (SBN).
Purbaya menambahkan, skema tenor penempatan dana bersifat fleksibel dengan jangka waktu enam bulan yang dapat diperpanjang. “Jadi sebetulnya nggak ada tenornya. Kalau bank tanya apakah boleh meminjamkan jangka panjang? Boleh saja. Saya akan menjaga supaya mereka nggak terganggu, saya nggak terganggu,” jelasnya.
Ia juga menegaskan cadangan kas pemerintah di bank sentral masih sangat memadai, sehingga tidak akan mengganggu stabilitas fiskal. “Rekam historis menunjukkan stok uang pemerintah cukup, jadi saya optimistis inisiatif ini akan berjalan baik,” pungkasnya.
Baca juga: Polisi Tangkap Pelaku Ganjal ATM di Yogyakarta, Dua Buron Masih Diburu





















