Headline.co.id (Lumajang) – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, tidak hanya memberi asupan sehat bagi siswa, tetapi juga membuka ruang partisipasi anak-anak dalam menentukan menu. Melalui secarik kertas kecil yang diselipkan di rantang makan siang, siswa SD menuliskan makanan favorit mereka agar dapat diakomodasi dapur sekolah. Cara sederhana ini membuat MBG lebih dekat dengan kebutuhan penerima manfaat sekaligus mendorong rasa kepemilikan anak terhadap program.
Anak-anak seperti Aldo Romadona (12) dan Belva Fairuz Zahara Aditya (11) mengaku terbantu dengan hadirnya MBG. Mereka yang kerap berangkat sekolah tanpa sarapan kini bisa menikmati menu sehat dari dapur gizi. Uang jajan yang biasanya habis pun dapat disisihkan untuk tabungan. Bahkan, Aprilia Mulyawati (12) dari SDN Pagowan 01 menyampaikan terima kasih langsung kepada Presiden Prabowo Subianto karena merasa hidupnya lebih bersemangat berkat MBG.
Partisipasi Anak Jadi Kunci
Bupati Lumajang Indah Amperawati menegaskan, mendengar suara anak menjadi bagian penting dalam penyempurnaan program. “Rata-rata mereka menyukai ayam goreng, maka kami olah menjadi nugget, katsu, atau ayam goreng sehat. Rasanya tetap enak, tetapi sesuai standar gizi,” ujarnya di Pendopo Arya Wiraraja, Selasa (16/9/2025).
Pemkab Lumajang saat ini tengah membangun 73 titik Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Sebanyak 61 unit sudah berizin dan enam unit beroperasi. Untuk menjamin keberlanjutan, MBG juga diintegrasikan dengan Program Pekarangan Sehat (PESAT) agar keluarga terbiasa menanam sayur, buah, dan memelihara ternak di rumah.
Menggerakkan Ekonomi Desa
SPPG An Naashiri Karanganom di Kecamatan Pasrujambe menjadi contoh nyata bagaimana program ini menggerakkan ekonomi lokal. Unit tersebut mampu menyalurkan 3.500–4.000 porsi makanan bergizi per hari ke 44 sekolah, dengan 80 persen bahan baku berasal dari petani desa.
Menurut Novi Sanjaya dari Yayasan Pemuda Nuswantara Sejahtera, program ini bukan hanya soal kesehatan anak, tetapi juga membuka peluang ekonomi desa. Limbah sisa makanan bahkan diolah kembali menjadi kompos, menciptakan sirkular ekonomi sejak dini.
Capaian Nasional
Secara nasional, Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat ada 8.018 SPPG yang beroperasi di 38 provinsi hingga pertengahan September 2025. Program ini telah menjangkau lebih dari 20 juta siswa. Presiden Prabowo menargetkan penerima manfaat bisa meningkat hingga 82,9 juta anak dengan anggaran Rp13,2 triliun.
Harapan dari Lumajang
Dari Lumajang, terlihat bahwa MBG tidak sekadar soal makan siang gratis, melainkan membangun ekosistem sehat: anak lebih bersemangat belajar, orang tua lebih ringan bebannya, petani lebih sejahtera, dan dapur sehat menjadi pusat inovasi.
Di balik secarik kertas berisi gambar ikan goreng atau tulisan “ayam crispy”, tersimpan pesan bahwa negara hadir bukan hanya memberi gizi, melainkan juga harapan bagi generasi masa depan.





















